Rupiah Menguat Tipis Jadi Rp16.409 per Dolar AS, Diuntungkan Sentimen Negatif Ekonomi AS

Rupiah Menguat Tipis Jadi Rp16.409 per Dolar AS, Diuntungkan Sentimen Negatif Ekonomi AS

Rupiah Menguat Tipis Jadi Rp16.409 per Dolar AS, Diuntungkan Sentimen Negatif Ekonomi AS--

JEKTVEWS.COM - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mencatatkan penguatan tipis pada Rabu pagi (21/5), menandai pergerakan positif di tengah ketidakpastian ekonomi global. Berdasarkan data pasar, rupiah bertengger di level Rp16.409 per dolar AS, naik tipis sebesar 3 poin atau sekitar 0,02 persen dari hari sebelumnya.

BACA JUGA:IHSG Diprediksi Menguat Berkat Stabilitas Ekonomi dan Musim Dividen, Simak Saham Rekomendasinya

Kinerja rupiah kali ini sejalan dengan tren penguatan sejumlah mata uang Asia lainnya terhadap dolar AS. Dari pantauan pasar, hampir seluruh mata uang utama kawasan mencatatkan penguatan, kecuali yuan China yang justru melemah 0,04 persen terhadap dolar AS.

Di antara mata uang Asia yang menguat, dolar Singapura mencatatkan kenaikan 0,09 persen, peso Filipina naik 0,02 persen, baht Thailand terapresiasi 0,25 persen, won Korea Selatan naik cukup signifikan sebesar 0,36 persen, dan ringgit Malaysia mengalami penguatan 0,40 persen. Tren positif ini menunjukkan kepercayaan pelaku pasar terhadap stabilitas ekonomi kawasan Asia di tengah tekanan eksternal dari Amerika Serikat.

Menariknya, bukan hanya mata uang kawasan Asia yang menguat, tetapi juga sejumlah mata uang utama negara-negara maju. Poundsterling Inggris naik 0,14 persen, euro Eropa terapresiasi 0,06 persen, franc Swiss menguat 0,25 persen, dolar Australia naik 0,14 persen, serta dolar Kanada naik 0,05 persen terhadap greenback.

BACA JUGA:IHSG Menguat ke Level 7.106! Kapitalisasi Pasar dan Transaksi Saham Melonjak Signifikan

Menurut analis Doo Financial Futures, Ariston Tjendra, penguatan rupiah hari ini dipicu oleh pelemahan dolar AS di pasar global. Hal ini merupakan respons investor terhadap pernyataan sejumlah pejabat Federal Reserve (The Fed), termasuk Alberto Musalem dan Beth Hammack, yang menyuarakan kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi AS dalam waktu dekat.

Ariston menjelaskan bahwa keraguan terhadap keberlanjutan pertumbuhan ekonomi AS mendorong investor menarik sebagian dana dari aset dolar dan mulai melirik aset mata uang lainnya, termasuk rupiah. “Penurunan peringkat utang AS juga masih menjadi pemicu pelemahan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya,” ungkapnya kepada CNNIndonesia.com.

Kekhawatiran ini muncul di tengah belum adanya kejelasan arah kebijakan suku bunga dari The Fed, ditambah dengan tanda-tanda perlambatan ekonomi yang mulai terasa dari data-data ekonomi makro AS, seperti pertumbuhan lapangan kerja dan inflasi yang mulai melandai. Ketidakpastian ini membuat dolar AS kehilangan daya tariknya sebagai aset safe haven dalam jangka pendek.

Dalam pandangannya, Ariston memperkirakan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah sepanjang hari ini akan berada di kisaran Rp16.300 hingga Rp16.400 per dolar AS. Namun, ia tetap mengingatkan bahwa kondisi pasar yang dinamis membuat pergerakan rupiah masih sangat dipengaruhi oleh sentimen global, khususnya dari perkembangan ekonomi AS.

BACA JUGA:Pesan Menkes Budi Gunadi Ukuran Celana & Gaji Jadi Indikator Kesehatan dan Intelektualitas

Meskipun penguatan rupiah hari ini relatif tipis, hal ini tetap menjadi sinyal positif bagi stabilitas mata uang Garuda di tengah tekanan eksternal. Di sisi lain, Bank Indonesia diharapkan terus menjaga stabilitas nilai tukar melalui kebijakan moneter dan intervensi pasar yang tepat agar fluktuasi tidak berdampak negatif terhadap perekonomian domestik, khususnya di sektor impor dan utang luar negeri.

 

Dengan tekanan eksternal yang masih tinggi dan ketidakpastian ekonomi global yang terus berlangsung, penguatan rupiah seperti ini perlu terus dikawal dengan strategi kebijakan yang adaptif dan berorientasi jangka panjang. Pelaku pasar dan masyarakat pun diharapkan tetap waspada terhadap dinamika nilai tukar yang dapat berubah sewaktu-waktu mengikuti arah pergerakan ekonomi dunia.

Sumber: