Menjaga Mental Health Mahasiswa Baru

Menjaga Mental Health Mahasiswa Baru

Menjaga Mental Health Mahasiswa Baru-Ist/ Jektvnews -

JEKTVNEWS.COM - Kesehatan mental merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan setiap individu, termasuk para mahasiswa baru yang akan menapaki tahapan pendidikan yang baru. Kesehatan mental yang baik sangat penting bagi mahasiswa karena dapat memengaruhi kinerja akademik, kualitas hidup, dan hubungan sosial mereka.

Usia mahasiswa, yakni 18-22 tahun, seringkali disebut sebagai masa pencarian jati diri, di mana banyak tekanan dan pengaruh eksternal yang dapat memengaruhi kondisi mental atau psikologis mereka. Untuk itu, memahami pentingnya menjaga kesehatan mental (mental health) menjadi kunci keberhasilan mahasiswa dalam menjalani studi perkuliahan.

Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, berkesempatan untuk memberikan kuliah umum terkait kesehatan mental bagi mahasiswa baru dalam kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru – PKKMB UI Tahun 2024 di Balairung Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Selasa (6/8/2024).

PKKMB UI mengangkat tema “Mahasiswa UI Tangguh, Sehat, dan Cendekia”. PKKMB merupakan salah satu rangkaian kegiatan mahasiswa baru yang sedang menghadapi salah satu fase peralihan status pendidikan dari seorang siswa menjadi mahasiswa.

Perbedaan iklim pendidikan membuat PKKMB menjadi kegiatan yang penting untuk mahasiswa baru agar nantinya dapat cepat beradaptasi dengan budaya akademis dan sistem pendidikan perguruan tinggi.

Dalam kuliah umumnya Prof. Dante Saksono menyampaikan dinamika Kurva W yang menggambarkan naik turunnya siklus kejiwaan yang dialami oleh seorang mahasiswa baru, serta hubungannya dengan faktor kepuasan dan waktu.

“Secara umum, mahasiswa baru akan mengalami yang namanya Kurva W, yakni dimulai dari Bulan Madu (permulaan kuliah) – Culture Shock (banyak tugas, homesick) – Penyesuaian Awal (mengelola waktu & pertemanan) – Mental Isolation (pulang kerumah dan banyak hal berubah) – Penerimaan dan Integrasi (merasa menemukan rumah baru),” ujar Dante.

Merujuk pada teori Darwin, Prof. Dante Saksono menambahkan, kemampuan beradaptasi yang cepat sangat penting bagi mahasiswa, karena bukan yang terkuat atau terpintar yang akan bertahan, melainkan yang paling cepat menyesuaikan diri.

BACA JUGA:Bawaslu Jambi Siap Berkolaborasi, Jelang Pilkada Serentak 2024

Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek Prof. Dr. -rer.nat Abdul Haris, tantangan umum mahasiswa di Indonesia adalah tingginya angka pengangguran lulusan. Sebanyak 11,8% lulusan, atau sekitar 945.413 orang terdiri dari 191.681 diploma dan 753.732 sarjana, merupakan pengangguran terdidik.

“Tantangan kedepan sangat luas, sangat kompetitif, diperlukan daya saing yang sangat tinggi karena perkembangan era teknologi saat ini adalah masa automatisasi/artificial intelligent. Hal ini akan mengubah semua apa yang menjadi kebiasaan manusia,” kata Prof. Abdul Haris.

Dengan adanya automatisasi, hal yang sebelumnya tidak terpikirkan dapat menjadi hal yang sangat lumrah dan dibutuhkan di masyarakat. Karena itu, mahasiswa baru dituntut harus selalu adaptif untuk dapat bertahan.

Dinamika pendidikan tinggi yang sangat cepat dan tuntutan adaptasi yang tinggi menjadi salah satu faktor penyebab masalah kesehatan mental pada mahasiswa.

Dalam kuliah umumnya, Prof. Dante menyarankan mahasiswa untuk memprioritaskan tugas, manajemen waktu, dan memiliki hobi.

Sumber: