Kemenag Pastikan Tidak Ada Yang Ditutupi Terkait Kasus Kepala MA Swasta Pelecehan Terhadap Siswi
H. Rusli - Kasih Pendidikan Madrasah Kemenag Tanjab Barat-Jektvnews-
TANJAB BARAT, JEKTVNEWS.COM - Dunia pendidikan kembali tercoreng terhadap oknum kepala madrasah aliyah disalah satu desa di Kecamatan Seberang Kota, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Kali ini oknum guru atau sekaligus menjabat kepala madrasah aliyah swasta atau yayasan, yang mana kepala madrasah aliyah tersebut tega berbuat yang tak seharusnya dilakukan oleh seorang tenaga pendidik atau pengajar.
Terkait hal ini Kemenag Tanjab Barat pastikan tidak ada yang ditutupi terkait kasus tersebut. Sebab proses akan terus berlanjut, karena 5 orang korban pelecehan seksual telah melapor Kepolres Tanjab Barat.
BACA JUGA:Heboh, Lelaki Muda Nekat Gantung Diri Diduga Sedang Cekcok Rumah Tangga
Viral dimedia sosial atau instagram, bahwa terdapat sebuah madrasah aliyah di Kecamatan Seberang Kota, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dimadrasah aliyah setingkat SMA tersebut, perbuatan tak senonoh dilakukan oleh guru sekaligus menjabat sebagai kepala madrasah aliyah, yang mana sempat viral bahwa kepala madrasah telah melakukan pelecehan seksual terhadap siswinya.
Terkait hal ini setidaknya 5 orang siswi madrasah aliyah telah melapor kasus ini kepihak yang berwajib, guna memproses kepala madrasah agar dapat diproses sesuai hukum yang berlaku. Terkait hal ini kasi pendidikan madrasah Kemenag Tanjab Barat Rusli mengatakan, pihak kemenag melalui pengawas madrasah turun langsung kelokasi madrasah, serta telah Menemui Kepala Madrasah Aliyah Darussalam Parit Itur Kecamatan Seberang Kota.
Dari keterangan kepala madrasah membantah atas pelecehan seksual yang dituduh kepada dirinya. Namun proses tersebut terus berlanjut, karena 5 siswi madrasah telah melapor Kepolres Tanjab Barat pada minggu sore yang didampingi para orang tua. Bahkan ia selaku kasi madrasah pastikan tidak ada yang ditutupi terkait hal tersebut dan akan siap membantu aparat penegak hukum, jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk proses penyelidikan oleh pihak kepolisian Polres Tanjab Barat.
BACA JUGA:7 Anggota KPU di 4 Provinsi Digantikan, Ketua Hasyim Pimpin Pelantikannya
“Setelah kami mendapat informasi itu tentu dari kementrian agama melakukan langkah - langkah untuk mengetahui kebenaran peristiwa itu, yang pertama pada hari Sabtu, dari pihak dewan yang memutus pengawas madrasah aliyah untuk lokasi dan untuk mencari informasi kemudian pengawas tersebut sudah ditemui. Dalam hal ini diduga sebagai pelaku kepala madrasah. Kemudian saya juga berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang direncanakan pada hari Senin atau Selasa. Kami juga turun ke lokasi untuk menemui pihak korban,” ujarnya.
“Untuk korban itu, pengawas tidak ada ketemu langsung dengan korban hanya menemui kepala madrasah, dalam hal ini yang diduga sebagai pelaku. Sementara setelah pengawas turun ke lokasi dan memberikan laporan kepada kami bahwa yang bersangkutan itu pengakuannya itu tidak ada melakukan sebagaimana yang dituduhkan, jadi artinya hanya memegang kepala dengan bahu seperti itu namun untuk lebih jelas nanti setelah permasalahan ini diproses,” tambahnya.
Sementara Kepala UPT PPA Tanjab Barat Hardiyanti mengatakan, atas kasus tersebut UPT yang ia pimpin ia pastikan akan tetap mendampingi kasus tersebut, sebab rata-rata korban tersebut merupakan anak dibawah umur yang wajib didampingi hingga proses persidangan. Dan hingga saat ini kelima korban pelecehan seksual telah diberikan arahan dan pendampingan oleh tim psikolog dari perlindungan perempuan anak di UPT yang ia pimpin.
BACA JUGA:Pukesmas Penyengat Olak Mengalami Peningkatan Pasien Pasca Lebaran
“Jadi khusus untuk kasus yang laigi viral ini yang viralnya mereka dilakukan damai. Nah, pada hari Minggu kemarin, kasus ini dilaporkan ke polisi dengan yang melapor sebanyak 5 orang. Kita sepagai PPA telah melakukan pendampingan pada waktu anak dilakukan penyelidikan dan seterusnya dan pada hari ini kita sudah melakukan pemeriksaan psikologis anak. Dan dilakukan oleh psikolog yang mengetahui sejauh mana pengaruh dari pelecehan seksual yang dilakukan kepala sekolah kepada mereka,” ujarnya.
Sumber: