Gizi Buruk yang Terdapat di Wilayah Jambi, Tantangan dan Solusinya
Mengalami Gizi buruk-KlikDokter-
JEKTVNEWS.COM– Masalah gizi buruk di Provinsi Jambi masih menjadi perhatian serius. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, angka prevalensi gizi buruk di beberapa wilayah masih tergolong tinggi.
Kondisi ini berdampak signifikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, serta kualitas sumber daya manusia di masa depan.
Penyebab Gizi Buruk di Jambi, Beberapa faktor yang menyebabkan tingginya angka gizi buruk di Jambi antara lain:
Keterbatasan akses terhadap makanan bergizi: Banyak masyarakat, terutama di daerah pedesaan, sulit mengakses makanan yang beragam dan bergizi. Faktor ekonomi, geografis, dan pengetahuan tentang gizi menjadi kendala utama.
Praktik pemberian makan yang tidak tepat: Kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian makan bayi dan anak, serta kebiasaan pemberian makanan yang kurang tepat, seperti pemberian makanan tambahan terlalu dini atau terlalu sedikit, turut berkontribusi pada masalah gizi buruk.
BACA JUGA:Selain Segar Buah Semangka juga Mengandung Banyak Khasiat.
Faktor lingkungan: Kondisi lingkungan yang tidak bersih dan sanitasi yang buruk meningkatkan risiko terjadinya infeksi pada anak, yang dapat mengganggu penyerapan nutrisi.
Faktor kesehatan: Penyakit menahun seperti diare dan infeksi saluran pernapasan atas dapat menyebabkan penurunan nafsu makan dan malabsorpsi nutrisi, sehingga meningkatkan risiko gizi buruk.
Dampak Gizi Buruk, Gizi buruk pada anak dapat menyebabkan berbagai dampak negatif, seperti:
Perlambatan pertumbuhan: Anak dengan gizi buruk cenderung memiliki tinggi badan dan berat badan di bawah rata-rata untuk usianya.
Perkembangan kognitif terhambat: Gizi buruk dapat mengganggu perkembangan otak anak, sehingga mempengaruhi kemampuan belajar dan kognitifnya.
BACA JUGA:Jebakan Nikmat Sesaat, Dampak Buruk PMO yang Sering Disepelekan
Kekebalan tubuh menurun: Anak dengan gizi buruk lebih rentan terhadap penyakit infeksi.
Meningkatnya risiko kematian: Anak dengan gizi buruk memiliki risiko kematian lebih tinggi dibandingkan anak yang sehat.
Sumber: