Harga Emas Antam Mulai Merangkak Naik, Analis Prediksi Tren Kenaikan Berlanjut

Harga Emas Antam Mulai Merangkak Naik, Analis Prediksi Tren Kenaikan Berlanjut

Harga Emas Antam Mulai Merangkak Naik, Analis Prediksi Tren Kenaikan Berlanjut--

JEKTVNEWS.COM - PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam kembali menunjukkan tren kenaikan setelah sempat mengalami penurunan dalam beberapa hari terakhir. Pada perdagangan hari Selasa, 6 Mei 2025, harga emas Antam yang dijual di Pegadaian tercatat berada di level Rp1.982.000 per gram. Angka ini naik sebesar Rp3.000 dibandingkan dengan harga penutupan sebelumnya.

BACA JUGA:Jadi Primadona, Honda Beat Bekas Terjual 15 Unit Perbulan

Sebelumnya, emas Antam sempat mencatatkan rekor harga tertinggi pada 23 April 2025 lalu dengan menyentuh angka Rp2,1 juta per gram. Namun, setelah menyentuh puncak tersebut, harga emas mulai mengalami penurunan bertahap. Penurunan pertama terjadi pada 24 April dengan koreksi sebesar Rp50.000, menjadikan harga turun ke Rp2,075 juta per gram. Sehari kemudian, harga emas kembali terkoreksi Rp23.000 ke level Rp2,052 juta per gram.

Tren penurunan terus berlanjut hingga 27 April ketika harga turun ke Rp2,048 juta per gram. Kemudian, penurunan signifikan terjadi pada awal Mei, di mana harga merosot ke Rp2,010 juta per gram pada 2 Mei, dan jatuh ke Rp1,979 juta per gram pada 4 Mei. Namun, tren tersebut mulai berubah positif pada 6 Mei, dengan kenaikan tipis ke Rp1,982 juta per gram.

Menurut analis dari PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra, kenaikan harga emas Antam selaras dengan pergerakan emas global yang kembali menunjukkan tren positif. Ia menyebutkan bahwa harga emas internasional saat ini telah kembali ke kisaran US$3.350 per troy ounce, naik dari posisi sebelumnya yang berada di level US$3.200-an.

BACA JUGA:Prediksi Mengejutkan Robert Kiyosaki Sebut Harga Bitcoin Bisa Anjlok hingga US$ 300 per Keping

Ariston menjelaskan bahwa salah satu faktor yang sempat menahan laju kenaikan harga emas di Indonesia adalah penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, yang kini berada di kisaran Rp16.400 per dolar. Meski demikian, ia meyakini bahwa ketidakpastian kondisi global, terutama menyangkut kebijakan tarif dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump, akan terus mendorong investor untuk memburu emas sebagai aset lindung nilai.

“Ketegangan geopolitik seperti konflik yang terus berlangsung antara Rusia dan Ukraina, serta krisis kemanusiaan di Gaza yang melibatkan Israel, masih menjadi pendorong utama naiknya harga emas,” ujar Ariston.

Lukman Leong, analis lainnya dari PT Doo Financial Futures, juga memiliki pandangan serupa. Ia menyebut bahwa saat ini adalah momen yang tepat untuk membeli emas karena harga masih menunjukkan potensi kenaikan yang kuat. Menurutnya, aksi pembelian oleh investor dalam dua sesi terakhir merupakan bentuk bargain hunting yang mendorong harga emas kembali naik.

BACA JUGA: Prabowo Siap Hapus Sistem Outsourcing, Bentuk Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional

Meski ada indikasi bahwa Presiden Trump mulai melunak dalam pernyataannya mengenai perang dagang, Lukman menilai pelaku pasar belum sepenuhnya percaya. “Investor menantikan tindakan nyata dalam bentuk kesepakatan formal. Inkonsistensi kebijakan pemerintahan Trump membuat kredibilitas AS dipertanyakan,” katanya.

Lebih lanjut, Lukman juga menyinggung peran China dalam tren harga emas global. Ia memprediksi bahwa Tiongkok akan terus mengurangi kepemilikan surat utang AS dan mengalihkannya ke pembelian emas sebagai bagian dari diversifikasi cadangan devisa. Langkah ini turut memperkuat permintaan global terhadap emas dan mendongkrak harganya.

BACA JUGA:Hershare 2025’, Mendorong Peran Perempuan dalam Pasar Modal Syariah

Dengan berbagai faktor global yang masih diliputi ketidakpastian, baik dari sisi politik, ekonomi, maupun geopolitik, para analis sepakat bahwa tren harga emas masih berpeluang untuk terus menanjak dalam waktu dekat. Bagi masyarakat yang ingin berinvestasi, saat ini bisa menjadi momentum yang baik untuk mulai mengalokasikan dana pada instrumen emas.

Sumber: