Prediksi Mengejutkan Robert Kiyosaki Sebut Harga Bitcoin Bisa Anjlok hingga US$ 300 per Keping

Prediksi Mengejutkan Robert Kiyosaki Sebut Harga Bitcoin Bisa Anjlok hingga US$ 300 per Keping

Prediksi Mengejutkan Robert Kiyosaki Sebut Harga Bitcoin Bisa Anjlok hingga US$ 300 per Keping--

JEKTVNEWS.COM- Di tengah optimisme pasar terhadap lonjakan harga Bitcoin yang digadang-gadang bisa kembali menembus US$ 100.000 per koin, penulis buku keuangan ternama Robert Kiyosaki justru mengeluarkan peringatan keras yang mengejutkan. Menurutnya, aset digital terbesar di dunia tersebut justru berisiko terjun bebas hingga ke titik ekstrem, yakni menyentuh angka US$ 300 per koin.

BACA JUGA:Harita Nickel Catat Laba Rp1,66 Triliun di Tengah Lesunya Harga Nikel, Fokus Efisiensi dan Keberlanjutan

Pernyataan ini disampaikan Kiyosaki melalui referensi dari bukunya yang berjudul Rich Dad’s Prophecy. Dalam buku yang pertama kali terbit pada tahun 2004 itu, Kiyosaki memaparkan prediksinya mengenai potensi terjadinya krisis keuangan besar-besaran. Ia menyebut bahwa pasar saham akan mengalami kehancuran dan ekonomi global akan mengalami perlambatan signifikan—sebuah kondisi yang menurutnya mulai terlihat nyata saat ini.

"Harapan saya adalah saya dan buku saya salah," tulis Kiyosaki dalam kutipannya yang dimuat oleh UToday pada Sabtu, 3 Mei 2025. Namun ia menegaskan bahwa gejala-gejala kehancuran pasar kini kian tampak, termasuk dengan jatuhnya indeks saham dan berbagai indikator perlambatan ekonomi di banyak negara.

Kiyosaki menambahkan bahwa dalam situasi krisis seperti itu, banyak investor cenderung menjual aset-aset riil mereka, termasuk mata uang kripto. Meskipun Bitcoin sering dipandang sebagai “safe haven” atau tempat perlindungan nilai seperti halnya emas, namun dalam skenario kejatuhan ekonomi, aset ini tetap rentan terkena tekanan besar dari aksi jual massal.

BACA JUGA:Indonesia Technician Grand Prix Hadir Kembali, Yamaha Konsisten Godok Teknisi Bertalenta Global

Menurutnya, ketika pasar memasuki fase kepanikan, hanya akan ada dua sikap utama yang bisa diambil investor: bersiap dengan strategi atau larut dalam kepanikan. "Kepanikan adalah respons yang sangat manusiawi ketika nilai aset tiba-tiba merosot drastis," ujar Kiyosaki. Namun ia memperingatkan bahwa tanpa adanya persiapan matang, kepanikan justru akan memperburuk kerugian.

Dalam pandangannya, masa-masa sulit seperti resesi global bukanlah hanya bencana, melainkan bisa menjadi peluang luar biasa bagi mereka yang siap secara mental dan finansial. Ia mengutip pernyataan terkenal Oprah Winfrey, “Keberuntungan adalah ketika persiapan bertemu dengan kesempatan.” Kiyosaki pun menjadikan kutipan itu sebagai dasar alasan mengapa ia menulis Rich Dad’s Prophecy, agar pembacanya bisa menghadapi masa-masa sulit dengan kepala dingin dan strategi matang.

Ia percaya bahwa kehancuran ekonomi global bukan hanya menguji keberanian, tetapi juga kesiapan seseorang dalam membaca peluang. Menurutnya, investor yang cermat dan siap akan mampu memanfaatkan situasi tersebut untuk memperoleh keuntungan jangka panjang.

BACA JUGA:Bibit Sawit Unggul Topaz 1 Berbuah Orange, Terbukti Sejahterakan dan digemari Petani

Sementara itu, sebagian analis dan pengamat pasar lainnya masih melihat potensi cerah dari pergerakan harga Bitcoin. Tidak sedikit yang memperkirakan bahwa aset digital ini mampu menembus angka psikologis US$ 100.000, bahkan mendekati rekor tertinggi sekitar US$ 106.000. Optimisme ini didasarkan pada meningkatnya adopsi institusional, pemangkasan pasokan melalui proses halving, serta meningkatnya ketertarikan masyarakat global terhadap aset digital.

Namun, pandangan Kiyosaki menjadi semacam "pengingat pahit" bahwa volatilitas tetap menjadi elemen utama dalam pasar kripto. Ketidakpastian ekonomi, kebijakan suku bunga global, hingga ketegangan geopolitik adalah faktor-faktor yang dapat secara cepat mengubah arah harga aset digital ini.

BACA JUGA:Bibit Sawit Unggul Topaz 1 Berbuah Orange, Terbukti Sejahterakan dan digemari Petani

Sebagai penutup, Kiyosaki menekankan pentingnya membekali diri dengan pengetahuan dan persiapan finansial di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini. Ia menyarankan agar setiap individu memanfaatkan momen-momen krisis sebagai titik balik untuk membangun kembali pondasi kekayaan mereka secara bijak dan strategis.

Sumber: