IHSG Diprediksi Masih Bergerak Sideways Hingga Hari ini, Investor Didorong Manfaatkan Peluang Akumulasi
Prediksi Pergerakan IHSG pada 12 November Peluang Penguatan di Tengah Konsolidasi Pasar--
JEKTVNEWS.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan akan bergerak datar atau sideways pada perdagangan Rabu, 24 Juli 2024. CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya Wijaya, menyatakan bahwa pola pergerakan IHSG masih stabil dalam rentang konsolidasi yang wajar meskipun ada fluktuasi nilai tukar rupiah yang terjadi. Menurut William, dalam jangka pendek masih banyak peluang yang bisa dimanfaatkan oleh para investor untuk melakukan akumulasi pembelian, terutama jika terjadi koreksi minor. "Dengan kondisi perekonomian yang masih stabil, IHSG hari ini diprediksi akan tetap bergerak sideways," ujar William.
BACA JUGA:IHSG Diprediksi Bergerak Sideways, Investor Waspadai Capital Outflow
William memprediksi bahwa IHSG akan bergerak dalam rentang support di level 7.231 dan resistance di level 7.354 pada hari ini. Dia juga merekomendasikan sejumlah saham untuk diperhatikan oleh para investor, yaitu INDF, BBCA, JSMR, TLKM, BBNI, CTRA, dan AALI. Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, memperkirakan bahwa IHSG cenderung akan melemah menuju level 7.207-7.233 karena telah menembus ke bawah level 7.301 yang berfungsi sebagai support minor. "Wave (iv) diperkirakan akan membentuk pola sideways selama IHSG berada di atas level 7.207," ungkap Ivan. Ivan juga memprediksi bahwa IHSG akan bergerak di level support 7.207 dan resistance 7.374 pada hari ini.
Pada penutupan perdagangan Senin, 22 Juli 2024, IHSG ditutup di level 7.321, menguat 27,48 poin atau sekitar 0,38 persen dari perdagangan sebelumnya. Mengutip data dari RTI Infokom, investor melakukan transaksi sebesar Rp8,34 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 16,11 miliar saham. Pada penutupan tersebut, sebanyak 318 saham mengalami kenaikan, 265 saham mengalami penurunan, dan 212 saham stagnan. Pergerakan IHSG yang sideways ini menunjukkan adanya keseimbangan antara kekuatan beli dan jual di pasar saham. Para investor tampaknya masih berhati-hati dalam mengambil keputusan, mengingat kondisi ekonomi global yang belum sepenuhnya stabil.
BACA JUGA:KPPI Selidiki Perpanjangan BMTP pada Impor Styrofoam dari Taiwan, China, dan Vietnam
Namun demikian, peluang akumulasi pembelian yang disebutkan oleh William dapat menjadi strategi bagi para investor untuk meningkatkan portofolio mereka. Saham-saham yang direkomendasikan, seperti INDF, BBCA, JSMR, TLKM, BBNI, CTRA, dan AALI, merupakan saham-saham dengan fundamental yang kuat dan memiliki potensi pertumbuhan yang baik. Selain itu, penting bagi para investor untuk terus memantau perkembangan pasar dan kondisi ekonomi global yang bisa mempengaruhi pergerakan IHSG. Fluktuasi nilai tukar rupiah, kebijakan moneter, dan faktor eksternal lainnya perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan investasi.
Meskipun pergerakan IHSG diprediksi akan sideways, tidak menutup kemungkinan adanya volatilitas yang bisa dimanfaatkan oleh para trader untuk meraih keuntungan jangka pendek. Namun, bagi investor jangka panjang, fokus pada saham-saham berfundamental kuat dan melakukan akumulasi pada saat koreksi bisa menjadi strategi yang lebih aman. IHSG yang berada dalam rentang konsolidasi menunjukkan bahwa pasar masih mencari arah yang lebih jelas. Keputusan untuk memperpanjang atau memperpendek investasi harus didasarkan pada analisis mendalam dan pemahaman terhadap dinamika pasar yang sedang terjadi.
BACA JUGA:Raih Beasiswa Puluhan Juta Rupiah, Lewat AHM Best Student
Secara keseluruhan, meskipun IHSG diprediksi akan bergerak sideways, peluang untuk mendapatkan keuntungan masih terbuka lebar bagi para investor yang cermat dalam membaca kondisi pasar dan memilih saham-saham dengan prospek yang baik. Dengan tetap memantau perkembangan pasar dan melakukan analisis yang tepat, para investor bisa memanfaatkan setiap peluang yang ada untuk meraih hasil yang optimal.
Sumber: