Cintai Sungaimu: Jaga dan Rawat Warisan Alam untuk Generasi Kita
Alat Ukur Air di Sungai Batanghari-ist-
Menurut Indrawati (2011) ada beberapa indikator bahwa air sungai sudah mulai tercemar, pertama melalui pengamatan secara fisik berupa tingkat kejernihan air, perubahan suhu, warna, bau dan rasa, kedua secara kimiawi berdasarkan perubahan pH dan ketiga secara biologis melalui pengamatan mikroorganisme yang ada dalam kandungan air.
Dampak yang ditimbulkan apabila air sungai semakin tercemar adalah rusaknya sistem ekologi perairan. Beberapa hewan dan tumbuhan juga ikut merasakan dampaknya, akibat dari air yang sudah tercemar.
Dampak lain yang tanpa kita sadari limbah yang dibuang ke sungai terdapat banyak zat anorganik yang berbahaya. Menurut The Indonesian Public Health Portal (2016), zat anorganik yang berbahaya diantaranya yaitu Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Kadmium (Cd), dan Arsen (As). Masing-masing zat tersebut sangat berbahaya bagi manusia apabila dikonsumsi.
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca di Jambi Tanggal 9 Mei, BMKG Jambi Prediksi Cuaca Cerah Berawan
Solusi untuk mengatasi pencemaran air yaitu dengan menumbuhkan rasa kepekaan dan kepedulian pemerintah bekerja-sama dengan masyarakat yang berbasis gotong-royong dalam menjaga dan melestarikan air sungai untuk generasi kita selanjutnya, terutama sungai batanghari yang menjadi ikon bagi masyarakat jambi.
Aksi yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan pelatihan dan edukasi dalam menangani sampah serta mengoptimalkan fasilitas tempat pembuangan sampah secara penuh dan merata sehingga masyarakat tidak perlu lagi membuang sampah ke sungai.
Sumber: