Prabowo Siap Berdialog Tertutup dengan Pengkritik ‘Indonesia Gelap’, Tegaskan Komitmen Atasi Stunting

Prabowo Siap Berdialog Tertutup dengan Pengkritik ‘Indonesia Gelap’, Tegaskan Komitmen Atasi Stunting

Prabowo Siap Berdialog Tertutup dengan Pengkritik ‘Indonesia Gelap’, Tegaskan Komitmen Atasi Stunting--Instagram @prabowo

JEKTNEWS.COM - Presiden terpilih Prabowo Subianto mengungkapkan keinginannya untuk menjalin komunikasi secara langsung dengan tokoh-tokoh atau kelompok masyarakat yang sempat melontarkan kritik tajam terhadap kondisi Indonesia dengan istilah seperti "Indonesia Gelap" hingga "Kabur Aja Dulu". Namun, ia menegaskan bahwa dialog tersebut diharapkan berlangsung secara tertutup, tanpa sorotan publik atau media.

BACA JUGA:Korlantas Siapkan Skema Contraflow dan One Way Hadapi Puncak Arus Balik Lebaran 2025

Dalam sebuah wawancara eksklusif bersama tujuh jurnalis senior yang digelar di kediamannya di Hambalang, Bogor, pada Jumat (6/4), Prabowo menegaskan bahwa ia terbuka untuk berdiskusi dan mendengar berbagai kritik serta pandangan dari masyarakat. "Saya juga ingin berdialog. Saya ingin bertemu dengan siapa saja. Mari kita bahas bersama. Tapi mungkin tidak perlu dilakukan secara terbuka," ujarnya.

Ia menanggapi sindiran dan kritik yang berkembang di masyarakat dengan pendekatan yang terbuka. “Kalau memang Indonesia dianggap gelap, mari kita bekerja bersama agar tidak gelap. Kenapa harus langsung berpikir negatif? Kok Indonesia gelap, lalu pilihannya kabur saja? Setelah itu menyalahkan semua orang. Jokowi disalahkan, saya dibilang goblok. Ini bukan solusi,” lanjutnya.

Lebih jauh, Prabowo juga membicarakan tantangan ekonomi global yang tengah dihadapi Indonesia, terutama setelah kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia. Meski situasi global menimbulkan kekhawatiran, Prabowo menegaskan keyakinannya bahwa Indonesia mampu melewati krisis ini sebagaimana negara ini pernah melewati berbagai krisis sebelumnya, seperti tahun 1968, 1998, krisis global 2008, hingga pandemi COVID-19 di tahun 2020.

BACA JUGA:Ole Romeny Ukir Sejarah Bersama Timnas Indonesia dengan Torehan Gol Beruntun

Menurutnya, kunci utama untuk bertahan dan bangkit adalah kerukunan nasional. "Kita harus hadapi bersama. Dan kita pasti bisa mengatasi ini semua. Tapi syaratnya adalah persatuan dan kerukunan di antara kita," tegasnya.

Selain membahas isu politik dan ekonomi, Prabowo juga menyinggung program unggulannya yang sempat menuai kritik, yakni program makan bergizi gratis untuk anak-anak. Ia mempertanyakan mengapa masih ada pihak yang meragukan niat baik dari program tersebut. "Kalau saya ingin memberi makan anak-anak yang kelaparan, apa salahnya dengan itu?" ucapnya dengan nada serius.

Prabowo mengungkapkan keprihatinannya setelah menyaksikan langsung kondisi anak-anak di sejumlah desa yang mengalami kekurangan gizi parah. Dalam kampanye yang dilakukannya, ia menemui banyak anak yang secara fisik terlihat jauh lebih muda dari usia sebenarnya. “Saya pernah ke desa dan melihat anak yang saya kira usianya lima tahun. Ternyata usianya sepuluh tahun. Badannya kecil sekali karena stunting. Apa yang bisa kita lakukan kalau ini terus terjadi?” jelasnya.

BACA JUGA:Tol Palembang-Betung Dibuka Gratis Saat Arus Balik Lebaran 2025, Hemat Waktu Hingga Satu Jam

Ia menegaskan bahwa program makan gratis bukan hanya sekadar janji kampanye, melainkan bentuk kepeduliannya terhadap generasi penerus bangsa. Menurutnya, jika masalah gizi tidak segera diatasi, maka masa depan Indonesia akan terancam karena anak-anak yang tumbuh tanpa nutrisi memadai tidak akan mampu bersaing di masa depan.

Prabowo berharap masyarakat tidak hanya menjadi pengkritik, tetapi juga ikut serta memberikan solusi dan bekerja sama demi kebaikan bersama. Ia mengajak seluruh pihak untuk berhenti saling menyalahkan dan fokus pada kerja nyata untuk membangun negeri.

Melalui pendekatan dialog dan empati, Prabowo menunjukkan keinginannya untuk menjadi pemimpin yang mendengar, sekaligus bertindak nyata terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi rakyat.

 

Sumber: