Mengapa Ingin Buang Air Besar Setelah Makan? Ini Penjelasannya

Mengapa Ingin Buang Air Besar Setelah Makan? Ini Penjelasannya--
JEKTVNEWS.COM - Tidak sedikit orang yang mengalami dorongan buang air besar (BAB) segera setelah makan. Kondisi ini bisa terasa mengganggu, terutama saat sedang bersantap di luar rumah. Namun, tahukah Anda bahwa fenomena ini adalah respons alami tubuh yang disebut refleks gastrokolik?
BACA JUGA: Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Meningkat di Awal 2025, Kemenkes Ajak Masyarakat Waspada
Menurut Dr. David Kunkel, seorang ahli gastroenterologi, refleks gastrokolik merupakan mekanisme alami sistem pencernaan untuk memberi ruang bagi makanan baru yang masuk ke lambung. Ketika makanan mencapai lambung, usus besar merespons dengan meningkatkan gerakan peristaltik, sehingga mendorong sisa makanan yang telah lama berada di dalam usus besar menuju rektum.
Meski banyak yang mengira bahwa makanan yang baru saja dikonsumsi langsung dikeluarkan, kenyataannya tidak demikian. Proses pencernaan membutuhkan waktu berjam-jam, bahkan berhari-hari, sebelum makanan benar-benar mencapai usus besar. Jadi, ketika seseorang merasa ingin BAB setelah makan, yang sebenarnya terjadi adalah usus besar mendorong sisa makanan yang sebelumnya tertahan.
BACA JUGA:Bingung Pilih Masker? Ini Perbedaan Sheet Mask dan Rinse-Off Mask
Refleks gastrokolik adalah hal yang normal, tetapi intensitasnya berbeda pada setiap individu. Ada yang hampir tidak merasakannya, sementara yang lain langsung mengalami dorongan BAB setelah makan. Jika refleks ini terlalu aktif, kondisi tersebut bisa menyebabkan ketidaknyamanan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mengatasi refleks gastrokolik yang berlebihan, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, antara lain:
-
Menghindari Konsumsi Kopi
Kopi dikenal dapat merangsang pergerakan usus besar dan memicu dorongan BAB hanya dalam beberapa menit setelah dikonsumsi. Efek ini terjadi baik pada kopi berkafein maupun tanpa kafein. Jika sering mengalami BAB setelah makan, mengurangi konsumsi kopi bisa menjadi salah satu solusinya. -
Makan dalam Porsi Kecil
Semakin banyak makanan yang dikonsumsi dalam satu waktu, semakin besar peregangan yang terjadi di lambung, yang pada akhirnya dapat meningkatkan refleks gastrokolik. Untuk mengurangi efek ini, sebaiknya makan dalam porsi kecil tetapi lebih sering, sehingga tubuh tidak merespons secara berlebihan. -
Mengurangi Makanan Tinggi Lemak
Makanan berlemak cenderung memperlambat pengosongan lambung dan dapat merangsang reseptor peregangan di dalam perut, yang pada akhirnya meningkatkan respons usus besar. Oleh karena itu, mengurangi konsumsi makanan tinggi lemak dapat membantu mengontrol refleks gastrokolik. -
Konsultasi dengan Dokter
Jika dorongan BAB setelah makan terasa sangat mengganggu hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter. Dalam beberapa kasus, refleks gastrokolik yang terlalu aktif dapat dikaitkan dengan kondisi medis tertentu seperti Irritable Bowel Syndrome (IBS) atau gangguan pencernaan lainnya.
BACA JUGA:Minum Kopi di Waktu yang Tepat, Rahasia Tubuh Sehat dan Bugar
Dengan memahami refleks gastrokolik, seseorang dapat lebih mengelola kondisi ini agar tidak mengganggu kenyamanan saat makan. Jika perlu, melakukan perubahan pola makan dan gaya hidup bisa membantu mengurangi intensitas refleks ini.
Sumber: