Harga Pinang di Desa Pantai Gading Masih Diharga 3.000 Ribu Hingga 5.000 Ribu Perkilonya
Yono, Petani Pinang-Jektvnews-
TANJAB BARAT, JEKTVNEWS.COM - Hingga saat ini harga pinang di Kabupaten Tanjab Barat masih anjlok, atau masih berkisaran diharga 3.000 ribu hingga 5.000 ribu rupiah perkilonya, harga tersebut telah terjadi sejak tahun lalu hingga saat ini. Tak khayal ini menjadi keluhan bagi petani pinang, terkhusus petani pinang yang ada di Desa Pantai Gading Kecamatan Bram Itam.
BACA JUGA:Warga Mengungsi Akibat Rumah Terendam Banjir
Hingga saat ini harga komoditi pinang masih murah atau kian anjlok, yang mana saat ini harga pinang diharga 3.000 ribu rupiah perkilonya, bahkan tak kunjung naik, tak khayal ini dikeluhkan sejumlah petani pinang yang ada di Kabupaten Tanjab Barat, terkhusus petani pinang di Desa Pantai Gading Kecamatan Bram Ita, hal ini seperti diungkapkan Yono, sebab mayoritas di desa tersebut menggantungkan hidupnya dari berprofesi sebagai petani, baik petani pinang maupun kelapa dalam.
BACA JUGA:Ditreskrimum Polda Jambi Pekan Depan Akan Jemput Paksa Tersangka Pemalsuan Dokumen
Yang mana harga pinang masih bertengger diharga 3 ribu hingga 5 ribu rupiah perkilonya, harga tersebut dinilai dari kata layak, atau tidak sesuai dengan biaya panen dengan biaya upah congkel, selain harga pinang untuk harga kelapa dalam diharga 2.500 perkilonya, meski harga kelapa dalam membaik, namun buah yang dihasilkan track atau hasil panen berkurang.
“Harapanya semoga harga pinang ini meningkat dan juga pemerintah lebih memperhatikan petani pinang disini,” Yono, Petani Pinang, Minggu (9/6).
BACA JUGA:Pengrekrutan Panterlih Ditunda, KPU Muaro Jambi Menunggu Juknis Baru dari KPU RI
Yono berharap pemerintah kabupaten, provinsi dan pusat dapat benar serius menanggapi permasalahan harga pinang tersebut, sebab sejak harga pinang kian anjlok, maka ekonomi masyarakat menjadi sulit, terutama bagi warga yang menggantungkan hidupnya dengan menjadi petani pinang. Tak khayal sebagian petani pinang beralih menanam sawit, karena harga sawit cukup membaik.
Sumber: