IHSG Menguat di Sesi I, Pelaku Pasar Menantikan Keputusan Suku Bunga BI

 IHSG Menguat di Sesi I, Pelaku Pasar Menantikan Keputusan Suku Bunga BI

Prediksi Pergerakan IHSG pada 12 November Peluang Penguatan di Tengah Konsolidasi Pasar--

JEKTVNEWS.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencatatkan penguatan pada perdagangan sesi I hari Rabu, 22 Mei 2024, setelah pada penutupan sebelumnya mengalami penurunan lebih dari 1%. Para pelaku pasar tampaknya sudah memperhitungkan kemungkinan keputusan Bank Indonesia (BI) yang diprediksi akan mempertahankan suku bunga acuannya pada hari ini. Pada pukul 10:00 WIB, IHSG tercatat naik 0,23% ke level 7.202,83. Angka ini menunjukkan bahwa IHSG kembali menyentuh level psikologis 7.200. Pada awal pembukaan sesi I, IHSG menguat 0,16% di posisi 7.197,45, dan sempat mencapai kenaikan sebesar 0,75% di awal sesi tersebut.

BACA JUGA:Kemenko Marves Luncurkan Sekretariat GBFA di Bali untuk Dukung Aksi Iklim dan SDGs

Total nilai transaksi indeks pada sesi I mencapai sekitar Rp 2,7 triliun dengan volume transaksi sebesar 5,3 miliar lembar saham yang diperdagangkan sebanyak 318.831 kali. Secara sektoral, sektor teknologi menjadi penopang utama IHSG dengan kontribusi sebesar 1,52%. Saham teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) memberikan dukungan terbesar dengan sumbangan 4,2 poin indeks pada sesi I ini. Penguatan IHSG ini terjadi menjelang pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang akan diumumkan pada siang hari ini. RDG BI yang dimulai pada Selasa kemarin akan berakhir hari ini dengan fokus utama adalah kebijakan suku bunga acuan yang akan diumumkan. Pasar memperkirakan bahwa BI akan mempertahankan suku bunga di level 6,25%. Selain itu, suku bunga Deposit Facility diprediksi akan tetap di 5,50% sementara suku bunga Lending Facility di 7,00%.

BI juga merilis data transaksi dari 13-16 Mei 2024 yang menunjukkan bahwa investor asing melakukan beli neto sebesar Rp22,06 triliun di pasar keuangan domestik. Rincian transaksi ini terdiri dari beli neto Rp5,30 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), jual neto Rp2,40 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp19,17 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Sementara itu, berdasarkan data perdagangan kemarin, aksi jual bersih oleh investor asing tercatat mencapai Rp 1,21 triliun di pasar reguler. Hal ini menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan aksi jual bersih pada hari Senin sebelumnya yang mencapai Rp 75,63 miliar. Selain mengantisipasi keputusan dari BI, pasar juga memantau sikap Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat yang akan tercermin dalam risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC). Risalah ini akan menjadi panduan bagi pasar untuk menebak arah kebijakan moneter bank sentral AS. 

BACA JUGA:IHSG Menguat Namun Tetap Dalam Tekanan Investor Asing dan Kenaikan BI Rate

Menjelang publikasi risalah FOMC tersebut, beberapa pejabat The Fed memberikan pernyataan yang menjadi acuan pasar. Salah satunya adalah Gubernur The Fed, Christopher Waller, yang menyampaikan kepada Peterson Institute for International Economics di Washington bahwa tanpa adanya penurunan signifikan di pasar tenaga kerja, diperlukan data inflasi yang stabil selama beberapa bulan ke depan sebelum mendukung pelonggaran kebijakan moneter. Waller juga menambahkan bahwa kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut sangat rendah karena data inflasi terbaru cukup meyakinkan. "Kami hanya tidak ingin terpuruk. Itu hal yang kritis," ujar Waller. "Saat ini kami tidak melihat adanya indikasi bahwa tinggal di sini selama tiga atau empat bulan akan menyebabkan perekonomian terpuruk."

Optimisme di pasar saham Indonesia ini juga didukung oleh sejumlah faktor eksternal dan internal. Pelaku pasar domestik melihat stabilitas ekonomi yang ditunjukkan oleh Bank Indonesia sebagai sinyal positif. Keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga diharapkan dapat memberikan kepastian dan stabilitas bagi pasar keuangan Indonesia, yang pada gilirannya akan mendorong aktivitas investasi. Selain itu, sektor teknologi yang menunjukkan performa kuat menjadi salah satu pendorong utama penguatan IHSG. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sebagai salah satu pemain utama di sektor ini, berhasil memberikan kontribusi signifikan terhadap indeks. Performa saham GOTO yang positif mencerminkan optimisme investor terhadap potensi pertumbuhan sektor teknologi di Indonesia.

BACA JUGA:Proyeksi IHSG 2024 Prediksi Saham Keuangan dan Non Siklikal Bersinar di April 2024

Secara keseluruhan, pelaku pasar juga memantau perkembangan global yang dapat mempengaruhi pasar domestik. Sikap The Fed dan kebijakan moneter AS menjadi salah satu faktor eksternal yang dapat berdampak pada pergerakan IHSG. Namun, dengan adanya prediksi bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat, pasar saham global termasuk Indonesia dapat merespons dengan penguatan. Dalam jangka panjang, stabilitas ekonomi yang didukung oleh kebijakan moneter yang tepat dari Bank Indonesia, serta optimisme terhadap sektor-sektor kunci seperti teknologi, diharapkan dapat terus mendorong penguatan IHSG. Para investor dan pelaku pasar akan terus memantau kebijakan dan langkah-langkah yang diambil oleh otoritas moneter dan pemerintah untuk menjaga momentum positif ini.

Ke depan, tantangan yang dihadapi oleh pasar saham Indonesia antara lain adalah ketidakpastian global yang bisa timbul dari berbagai faktor geopolitik dan ekonomi. Namun, dengan kebijakan yang tepat dan dukungan dari semua pemangku kepentingan, IHSG diharapkan dapat terus menguat dan memberikan hasil positif bagi para investor. Dalam rangka menjaga momentum ini, penting bagi pemerintah dan otoritas moneter untuk terus memantau kondisi ekonomi dan pasar secara ketat. Langkah-langkah proaktif dalam menyesuaikan kebijakan sesuai dengan perkembangan ekonomi global dan domestik akan menjadi kunci untuk mempertahankan stabilitas dan pertumbuhan di pasar saham Indonesia.

BACA JUGA:IHSG Menguat pada Pembukaan Perdagangan, Prediksi Potensi Konsolidasi Hari ini!

Dengan demikian, IHSG yang berhasil menguat di sesi I hari Rabu ini memberikan harapan dan optimisme bagi para pelaku pasar. Keputusan yang akan diambil oleh Bank Indonesia serta perkembangan global akan menjadi faktor penentu bagi pergerakan IHSG selanjutnya. Para investor diharapkan tetap waspada dan mengikuti perkembangan terkini untuk mengambil keputusan investasi yang tepat.

Sumber: