Kemenko Marves Luncurkan Sekretariat GBFA di Bali untuk Dukung Aksi Iklim dan SDGs
Kemenko Marves Luncurkan Sekretariat GBFA di Bali untuk Dukung Aksi Iklim dan SDGs--instagram @luhut.pandjaitan
JEKTVNEWS.COM - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) telah meluncurkan Sekretariat Global Blended Finance Alliance (GBFA) dan melakukan penandatanganan Letter of Intent (LOI) dengan sejumlah pihak di Nusa Dua, Bali, pada Senin, 20 Mei 2024. GBFA G20 Bali adalah sebuah organisasi internasional yang dipelopori oleh negara berkembang, termasuk Indonesia, yang mewakili Asia dalam sistem Bretton Woods untuk komunitas global. Organisasi ini bertujuan mendukung percepatan investasi dalam aksi iklim dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan komitmen Indonesia dalam memperjuangkan mekanisme blended finance dalam proses G20. Hal ini, menurutnya, mencerminkan visi Indonesia untuk mewujudkan kemakmuran global. Ia juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Presiden Joko Widodo atas inisiatif Indonesia dalam pembentukan GBFA di G20 Bali.
BACA JUGA:Godaan Warna Baru Sepeda Motor Ikonik Honda Super Cub C125
"Saat ini, mekanisme blended finance telah digunakan dalam Kerja Sama Selatan-Selatan untuk memperkuat pelaksanaan program strategis nasional, seperti di bidang kehutanan, transisi energi, dan generator turbin gas," jelas Luhut. Ia menambahkan bahwa hasil Deklarasi Pemimpin G20 Bali menunjukkan bahwa GBFA merupakan inisiatif inovatif yang menerapkan prinsip-prinsip blended finance G20 untuk mendukung transisi ramah lingkungan bagi negara-negara berkembang dan kepulauan, serta Kerja Sama Selatan-Selatan. Melalui GBFA Bali, menurut Luhut, Kerja Sama Selatan-Selatan dapat memanfaatkan kekuatan dari berbagai komunitas untuk mendorong kemajuan menuju tujuan bersama dengan memupuk kolaborasi dan solidaritas antar negara. Luhut juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh negara anggota, khususnya kepada Uni Emirat Arab, Fiji, Prancis, Sri Lanka, Republik Demokratik Kongo, Kenya, Luksemburg, dan Kanada yang bergabung sebagai calon anggota pendiri.
"Kami mengundang negara-negara untuk secara inklusif menyusun roadmap menuju organisasi internasional dan kerja sama yang konkret," imbuh Luhut. Negara anggota pendiri yang menandatangani LOI meliputi Kanada, Republik Demokratik Kongo, Fiji, Prancis, Kenya, Luksemburg, Sri Lanka, Uni Emirat Arab, serta negara tuan rumah Indonesia. Dipimpin oleh Mari Elka Pangestu, Utusan Khusus Presiden untuk Pembiayaan Iklim, Sekretariat GBFA G20 Bali yang berkantor pusat di Kawasan Ekonomi Khusus Sanur akan dikoordinasikan di bawah Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI. Sebelum peluncuran resmi, Sekretariat GBFA telah menyelenggarakan Tri Hita Karana Forum - World Economic Forum G20 Bali Global Blended Finance Alliance Dialog yang membahas berbagai isu penting seperti transisi energi yang adil, hutan, ekonomi biru termasuk hutan bakau dan lamun, infrastruktur, pariwisata, dan kesehatan.
BACA JUGA:SINSEN GO, Cara Praktis Booking Servis di AHASS Tanpa Antri
Peluncuran dan penandatanganan LOI GBFA G20 Bali dihadiri oleh delapan negara anggota pendiri serta tiga perwakilan negara G20, pusat keuangan, negara kepulauan, dan negara-negara Afrika. Kehadiran berbagai negara ini menunjukkan komitmen global untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan aksi iklim melalui mekanisme blended finance. Blended finance merupakan kombinasi antara dana publik dan swasta untuk mencapai tujuan pembangunan yang lebih efektif dan efisien. Dalam konteks GBFA, blended finance digunakan untuk mendukung proyek-proyek yang berfokus pada keberlanjutan lingkungan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat di negara berkembang.
Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan bahwa GBFA tidak hanya berperan dalam mendanai proyek-proyek ramah lingkungan, tetapi juga dalam membangun kapasitas dan memperkuat kerjasama antar negara. "GBFA Bali merupakan platform penting untuk memobilisasi sumber daya dan mengimplementasikan proyek-proyek yang dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat dan lingkungan," katanya. Mari Elka Pangestu menambahkan bahwa Sekretariat GBFA akan bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil, untuk memastikan bahwa proyek-proyek yang didanai melalui mekanisme blended finance dapat memberikan manfaat yang maksimal. "Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap dolar yang diinvestasikan melalui GBFA memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat," ujarnya.
BACA JUGA:Supermarket Bahan Bangunan Terbesar Mitra 10 Segara Buka di Jambi
Peluncuran GBFA di Bali juga mendapat dukungan dari berbagai organisasi internasional dan lembaga keuangan. Mereka berharap bahwa inisiatif ini dapat menjadi model bagi negara-negara lain dalam mengembangkan mekanisme pembiayaan yang inovatif dan berkelanjutan. Dengan berdirinya Sekretariat GBFA di Bali, Indonesia menunjukkan kepemimpinannya dalam upaya global untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan aksi iklim. Melalui kerjasama dan kolaborasi internasional, diharapkan bahwa GBFA dapat memberikan kontribusi signifikan dalam menciptakan dunia yang lebih adil dan berkelanjutan.
Secara keseluruhan, peluncuran Sekretariat Global Blended Finance Alliance di Bali merupakan langkah strategis dalam mendukung percepatan investasi dalam aksi iklim dan SDGs. Dengan dukungan dari berbagai negara dan organisasi internasional, GBFA diharapkan dapat menjadi platform yang efektif untuk mobilisasi sumber daya dan implementasi proyek-proyek yang mendukung keberlanjutan lingkungan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Peluncuran GBFA di Bali menandai awal dari era baru dalam pembiayaan pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Melalui kolaborasi dan inovasi, GBFA berkomitmen untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan aksi iklim yang memberikan manfaat nyata bagi semua pihak yang terlibat.
BACA JUGA:Satker Pembangunan Jalan Bebas Hambatan, Lakukan Uji Coba Pengalihan Arus di Simpang Sembilang
Sumber: