Indonesia Harus Waspada! Proyeksi Gubernur BI Sebut Ekonomi Global 2024 Meredup Akibat Tiga Perang

Indonesia Harus Waspada! Proyeksi Gubernur BI Sebut Ekonomi Global 2024 Meredup Akibat Tiga Perang

Indonesia Harus Waspada! Proyeksi Gubernur BI Sebut Ekonomi Global 2024 Meredup Akibat Tiga Perang--bi.go.id

JEKTVNEWS.COM - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, memberikan proyeksi yang mencengangkan terkait kondisi ekonomi global pada tahun 2024. Ia menyampaikan bahwa dampak tiga perang yang sedang berlangsung, yaitu perang Rusia-Ukraina, Israel-Palestina, dan perang dagang China-Amerika Serikat (AS), diperkirakan akan menyebabkan meredupnya prospek ekonomi global pada tahun tersebut. Perry menyatakan keyakinannya bahwa pemulihan ekonomi global baru akan bersinar kembali pada tahun 2025.

BACA JUGA:Peningkatan Trend Term Deposit Devisa Hasil Ekspor (TD DHE) di Indonesia, 151 Perusahaan Taat Kebijakan Wajib

Dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) pada Rabu, 29 November 2023, Perry juga menyoroti lima karakteristik ketidakpastian yang masih menyelimuti ekonomi dunia. Pertama, pelemahan pertumbuhan ekonomi, dengan proyeksi pertumbuhan global mencapai 2,8 persen pada 2024 sebelum sedikit pulih menjadi 3 persen pada 2025. Perry menyoroti bahwa pertumbuhan ekonomi terdalam akan terjadi di China, sementara AS masih menunjukkan kestabilannya.

Kedua, Perry mencatat tentang disinflasi bertahap, di mana penurunan inflasi diperkirakan akan melambat meskipun terdapat pengetatan moneter agresif di beberapa negara pada tahun 2024. Ia mengungkapkan keprihatinan terkait inflasi yang masih tinggi, terutama akibat lonjakan harga energi dan pangan global.

BACA JUGA:Mutasi 49 Perwira Tinggi TNI, Berikut Nama dan Jabatan Barunya

Ketiga, tren suku bunga tinggi yang masih berlangsung, dengan prediksi bahwa suku bunga acuan bank sentral AS (The Fed) akan terus meningkat pada tahun depan. Hal ini juga akan diikuti oleh peningkatan yield US Treasury seiring dengan meningkatnya utang pemerintah AS.

Keempat, penguatan dollar AS yang terus berlanjut, yang diyakini akan memberikan tekanan depresiasi pada nilai tukar mata uang negara lain, termasuk rupiah. Kelima, prediksi bahwa "cash is the king" akan berlaku tahun depan, dengan diperkirakan adanya pelarian modal asing dari negara berkembang ke negara maju, terutama ke Amerika Serikat.

BACA JUGA:Serah Terima Barang Milik Negara Sebesar 15,41 Triliun

Perry menekankan bahwa kelima gejolak global tersebut akan berdampak negatif pada berbagai negara, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, peringatannya adalah bahwa Indonesia perlu meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah-langkah antisipatif dengan meresponsnya melalui kebijakan yang tepat untuk menjaga ketahanan dan menghadapi tantangan dalam membangkitkan ekonomi nasional yang telah diupayakan dengan susah payah.

 

 

Sumber: