Tinjau Pasar Uang Global, Adanya Pelemahan IHSG dan Tantangan Cadangan Devisa Indonesia

Tinjau Pasar Uang Global, Adanya Pelemahan IHSG dan Tantangan Cadangan Devisa Indonesia

Penurunan IHSG Dan Devisa Bank Indonesia--

JEKTVNEWS.COM - Pada Kamis kemarin, 7 September 2023, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami pelemahan setelah gagal bertahan di atas level psikologis 7.000. IHSG turun sebanyak 0,39% ke angka 6.968,51, meskipun sebelumnya sempat mencapai level tertinggi harian 7.003,67. Pergerakan ini ditandai dengan 283 saham mengalami penurunan, 211 saham mengalami kenaikan, dan 228 saham stagnan.

Namun, menariknya hal ini terkait dengan cadangan devisa Indonesia yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI). Pada akhir Agustus 2023, cadangan devisa Indonesia mencapai sekitar US$ 137,1 miliar, mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan posisi pada akhir Juli 2023 sebesar US$ 137,7 miliar. BI mencatat bahwa penurunan ini disebabkan oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

BACA JUGA:Investor Asing Masih Antusias di BEI Meski Ada Aksi Jual Saham

Meskipun terjadi penurunan, posisi cadangan devisa ini masih cukup kuat, setara dengan pembiayaan untuk 6,2 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Hal ini juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. BI percaya bahwa cadangan devisa tersebut akan terus mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Kedepannya, BI optimis bahwa cadangan devisa akan tetap memadai, diperkuat oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang positif. Bank sentral berkomitmen untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan demi mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Pergerakan IHSG kemarin juga sejalan dengan bursa Asia-Pasifik secara keseluruhan, yang mengalami penurunan menjelang rilis data neraca perdagangan Australia dan China. Pada pukul 12.50 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,71%, Hang Seng Hong Kong dan Shanghai Composite China melemah 1,18% dan 1,04%, Straits Times Singapura terkoreksi 0,22%, ASX 200 Australia merosot 1,17%, serta KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,81%. Data neraca perdagangan yang akan dirilis hari ini menjadi perhatian, dengan perkiraan bahwa neraca perdagangan Australia melandai menjadi A$ 10 miliar, sedangkan di China, impor dan ekspor pada Agustus diperkirakan mengalami penurunan yang lebih kecil dibandingkan bulan sebelumnya.

BACA JUGA:Proyeksi Positif IHSG hingga Akhir 2023, Potensi Investasi Saham dan Kebijakan Moneter

Sementara itu, bursa saham Amerika Serikat (AS) juga mengalami penurunan kemarin, dengan Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,57%, S&P 500 terkoreksi 0,7%, dan indeks Nasdaq Composite ambles 1,06% setelah data ekonomi AS menunjukkan perbaikan, terutama dalam ISM Services PMI yang naik ke 54,5 pada bulan Agustus. Hal ini mengindikasikan tingkat aktivitas bisnis non-manufaktur yang lebih tinggi dari bulan sebelumnya dan ekspektasi pasar.

Sumber: