Proyeksi Positif IHSG hingga Akhir 2023, Potensi Investasi Saham dan Kebijakan Moneter

Proyeksi Positif IHSG hingga Akhir 2023, Potensi Investasi Saham dan Kebijakan Moneter

Proyeksi Positif IHSG hingga Akhir 2023-ist-

JEKTVNEWS.COM - Menjelang akhir tahun, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mempertahankan daya penguatannya. Phintraco Sekuritas, lembaga sekuritas terkemuka, memproyeksikan IHSG berada pada level 7.715 pada akhir Desember 2023.

Proyeksi ini ditempuh dengan merujuk pada pertumbuhan laba bersih atau earnings per share (EPS) sebesar 6,34% secara year-on-year (yoy), berdasarkan rata-rata pertumbuhan EPS sejak tahun 2003.

Dalam konteks ini, beberapa faktor berpengaruh terhadap proyeksi tersebut. Moderasi harga komoditas yang lebih signifikan dari yang diperkirakan serta ketegangan perang antara Rusia dan Ukraina yang mempengaruhi inflasi di Eropa, menjadi faktor yang bermain dalam proyeksi tersebut. 

BACA JUGA:Menggali Potensi Diri yang Terpendam

Dari asumsi di atas, Phintraco Sekuritas menetapkan target IHSG di 7.715, dengan estimasi price to earnings ratio (PER) sekitar 23,63 kali pada Desember 2023. Tim riset Phintraco Sekuritas juga meramalkan bahwa investor mulai mencari instrumen investasi yang lebih berisiko di masa depan.

Sentimen ini didorong oleh ekspektasi perbaikan aktivitas ekonomi di Amerika Serikat (AS) dan China pada paruh kedua 2023, seiring dengan kebijakan moneter yang lebih longgar dan rencana stimulus fiskal. Dalam hal ini, saham dianggap sebagai instrumen investasi yang berisiko namun berpotensi memberikan tingkat pengembalian yang tinggi.

BACA JUGA:Bank Sinarmas Buat Kemudahan Akses KUR Untuk UMKM, Plafon Sampai Dengan 2M

Selain itu, kekhawatiran terhadap kondisi fiskal dan sektor keuangan di AS, terutama yang berskala kecil dan menengah, dapat mendorong pergeseran investasi ke negara-negara berkembang dengan prospek ekonomi yang lebih stabil dan indeks saham yang belum mencatatkan penguatan yang signifikan.

Indonesia menjadi salah satu pasar yang berpotensi mendapatkan aliran dana asing akibat dinamika ini. Sementara itu, Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75% hingga akhir tahun 2023.

Penurunan suku bunga acuan diperkirakan akan berlangsung secara bertahap, memerlukan waktu hingga satu tahun sebelum mencapai level sebelum periode kebijakan moneter yang ketat. Dalam situasi seperti ini, harga obligasi diperkirakan akan cenderung stagnan.

Sumber: