Clean Energy ’Jaringan Cerdas PLTS’, Sudah Saatnyakah Kita Beralih?

Clean Energy ’Jaringan Cerdas PLTS’,  Sudah Saatnyakah Kita Beralih?

Sudah saatnya kita beralih ke jaringan cerdas PLTS-Dok Pribadi-

Meskipun kita baru bisa mencapainya di angka 11,5%. Apalagi Indonesia justru menaikkan target produksi sebesar 394,5 juta ton, dimana 176,8 ton untuk konsumsi dalam negeri dan 517,7 juta ton untuk target export market (cnbcindonesia.com, 2023).

Belum lagi penambahan cadangan energi fosil pada share impor dalam negeri mencapai 41% (2030) dan 52% pada 2050, dalam pola business as usual (BAU) sebesar 90% di tahun 2050. Ditambah dengan kenaikan pasar global yang naik mencapai 4%.

BACA JUGA:Harga BBM di Kota Jambi Mengalami Kenaikan Bersamaan dengan Penyesuaian Nasional

Ada banyak skema yang telah disusun, terutama dari sektor pertambangan dalam hal pengurangan emisi yang dituding menjadi penyebab perubahan iklim diangka 70%. Meskipun pada dasarnya industri pertambangan telah berbenah dengan berbagai sistem dan regulasi, baik nasional maupun internasional mulai dengan pola Carbon Capture Stock (CCS), Carbon Tax hingga Carbon Trading. 

Ditambah dengan prinsip ’dekarbonisasi’ yang menjadi salah satu keharusan dalam business sustainability melalui Environment, Social & Governance (ESG).

Untuk itu, peralihan dari batubara ke EBT, khususnya PLTS penting diselaraskan dengan berbagai sistem dan kebijakan, hingga konteks kebutuhan kita terhadap energi fosil, batubara. Beberapa hal yang perlu dilakukan adalah;

1) One mapping dalam kebutuhan pemenuhan energi fosil, dengan pemilahan yang tepat secara market share terhadap batubara

2) Mengukur impact peralihan dengan penyiapan infrstruktur EBT-PLTS dari berbagai level dan skala, mulai  dari regional, nasional dan global

3) Mengukur dampak sosial dan ekonomi dengan perbandingan positioning dari berbagai sektor bisnis dan kelas rumah tangga

4) Membangun komitmen bersama dalam akselerasi pengembangan EBT-PLTS, termasuk dalam investasi dan juga keuangan

5) Tekno-ekonomi dengan penghitungan secara komperehensif dengan pendekatan teknik industri dalam transisi EBT-PLTS

6) Penerimaan publik terhadap EBT-PLTS

7) Partnership antara inter-agency work, regulator, educator, penerimaan public dan teknologi menuju EBT sekaligus green industrial area pada industry batubara

BACA JUGA:Rocky Gerung di Laporkan ke Bareskrim Polri oleh Tim Kuasa Hukum PDI Perjuangan

Pada dasarnya, green and sustainable menjadi satu elemen penting, terutama pemulihan ekonomi global, termasuk bagaimana menjangkau kebutuhan listrik melalui PLTS. 

Sumber: