Jelang Hari Kemerdekaan, Ukraina Serang Rusia pakai Drone Kamikaze

Jelang Hari Kemerdekaan, Ukraina Serang Rusia pakai Drone Kamikaze

Rusia -Tangkapan Layar Video Media Militer Rusia-

RUSIA, JEKTVNEWS.COM - RUSIA Buka suara mengenai percobaan pembunuhan terhadap Presiden Vladimir Putin oleh Ukraina menggunakan Drone Kamikaze. Upaya pembunuhan itu dilakukan pada Selasa (2/5) malam, Namun gagal.  

Dilansir dari Instagram @spoters, Sebelumnya Kremlin membantah terkait upaya pembunuhan terhadap putin oleh Ukraina saat menghadiri acara di luar Moskow pekan lalu. Percobaan pembunuhan juga dilakukan menggunakan drone kamikaze.

BACA JUGA:Kai EXO Akan Menjalani Wajib Militer, Perasaan Fans Campur Aduk

Dua drone digunakan dalam serangan terbaru terhadap kediaman dinas putin di Istana Kremlin, namun berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara rusia.

Kremlin menyatakan serangan terbaru itu sebagai aksi teroris yang terencana seraya menegaskan akan membalasnya.

tidak ada korban dalam serangan itu termasuk kerusakan material pada bangunan istana. Putin tidak berada di Kremlin saat itu dan keesokan harinya bekerja di kediaman Novo Ogaryovo, di luar Moskow.

BACA JUGA:Dikabarkan Lee Min Ho dan Ahn Hyo Seop Bakal Beradu Peran di Film Korea Omniscient Readers Viewpoint

Tayangan video yang beredar di sosial media, termasuk media militer Zvezda, menunjukkan asap mengepul di belakang Istana Kremlin. Drone mendekati kubah Gedung Senat Kremlin yang menghadap lapangan merah kemudian meledak sebelum mecapai target. 

Puing- puing drone kemudian berjatuhan tersebar di sekitar kompleks Istana Kremlin, namun tak ada korban maupun kerusakan material.

"Kremlin menilai tindakan tersebut sebagai aksi teroris yang direncanakan dan upaya pembunuhan terhadap presiden menjelang Hari Kemenangan, Parade 9 mei," bunyi pernyataan Kremlin, seperti dilaporkan kantor berita RIA. 

BACA JUGA:Tampil Dengan Penampilan Baru, Wonyoung ramai Mendapat Sanjungan

Insiden tersebut juga tidak memengaruhi agenda Putin pada Rabu. Presiden tetap beraktivitas dari tempat lain. 

"Rusia berhak melakukan tindakan pembalasan di mana dan kapan pun yang dianggap perlu," demikian isi pernyataannya. (Annisa)

Sumber: