Mendekati Lebaran Idul Fitri 2023, Kasus Covid-19 Kembali Meledak di Singapura, 4 Ribu Kasus Seminggu

Mendekati Lebaran Idul Fitri 2023, Kasus Covid-19 Kembali Meledak di Singapura, 4 Ribu Kasus Seminggu

Infografis Covid-19 di Singapura-CNBC-

Jektvnews - Covid-19 kembali menyebar di negara Singapura. Menteri Kesehatan Ong Ye Kung pada Jumat (14/4) menyampaikan, gelombang ke-10 pandemi Covid-19 ini dipastikan sedang menerjang "Negeri Singa”.

Gelombang pertama dalam setengah tahun terakhir ini muncul seiring melonjaknya angka harian kasus Covid-19 dari 1.400 bulan lalu menjadi 4.000 kasus sejak minggu lalu.

Dikutip dari Channel News Asia, 30 persen kasus Covid-19 diidentifikasi sebagai infeksi kedua, lebih tinggi dari 20-25 persen pada gelombang sebelumnya.

Sama seperti gelombang yang melanda sejak awal 2022, kehidupan sehari-hari Singapura tidak berubah banyak, tetap normal seperti biasa.

Menteri Ong menuturkan, sejauh ini tidak ada yang perlu dicemaskan dari meningkatnya kembali angka Covid-19 di Singapura ini.

Walau jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit naik dari 80 bulan lalu menjadi saat ini 220, angkanya tidak mengkhawatirkan karena sangat rendah dibandingkan ketika puncak pandemi melanda pada 2021.

Bahkan angka ini lebih kecil dari pada jumlah pasien yang diopname karena penyakit yang tidak terkait dengan Covid-19.

Menurut Ong hanya akan menjadi sekadar statistik, karena Singapura telah sukses hidup berdampingan dengan Covid-19 yang endemik sejak Maret 2022.

Satu hal yang pasti adalah Covid-19 tidak akan hilang begitu saja dan tetap akan berseliweran di tengah populasi manusia sama seperti virus flu.

Ketika tingkat kekebalan terhadap virus menurun dan imunitas vaksin memudar, maka wajar terjadi peningkatan jumlah penderita yang memicu gelombang baru.

Dirinya mengatakan, Singapura tetap fokus memantau kemunculan varian XBB.1.16. atau yang disebut Arcturus. Sejauh ini "Negeri Merlion" tidak mendeteksi varian Arcturus atau varian lain menyebabkan kondisi infeksi Covid-19 yang lebih parah.

Sementara itum Kemenkes Singapura tetap mengategorikan Covid-19 saat ini sebagai penyakit ringan yang tidak berbahaya.

Singapura telah mengakhiri tiga tahun status siaga hingga darurat pandemi Covid-19 pada 13 Februari 2023. Protokol kesehatan dan pembatasan sosial terakhir yaitu aturan wajib bermasker di kendaraan umum dicabut pada hari yang sama.

Satu-satunya tempat yang masih mengharuskan pemakaian masker adalah fasilitas kesehatan seperti rumah sakit. Mayoritas besar warga negara kota ini memilih tidak lagi memakai masker, menandai kehidupan sehari-hari di Singapura telah kembali ke masa sebelum Covid-19.

Sumber: