Varian Delta Masih Jadi Momok, Rupiah Diprediksi Melemah
JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan bakal melemah hari ini. Penyebaran covod-19 varian delta masih menjadi permasalahan serius yang dicermati oleh para investor di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.
Mengutip data Bloomberg, Rabu (21/7) pukul 09.34 WIB, kurs rupiah diperdagangkan pada level Rp14.542 per dolar AS. Posisi tersebut menunjukkan pelemahan 25 poin atau 0,17 persen dibandingkan dengan posisi penutupan pasar spot pada Senin sore kemarin (19/7) di level Rp14.517 per dolar AS.
Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra, mengatakan sentimen penguatan dolar AS kelihatannya belum berhenti. Indeks dolar AS terlihat masih ditutup menguat pada perdagangan kemarin, ditutup naik 14 poin (dari 92.82 menjadi 92.96).
“Sentimen ini masih didukung oleh kekhawatiran pasar terhadap kondisi kenaikan kasus covid-19 di dunia akibat varian delta,” kata Ariston dalam keterangan tertulis, Rabu (21/7).
Sementara itu, Direktur PT TFRX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, perpanjangan PPKM Darurat yang hanya sampai tanggal 25 Juli 2021 dari isu awal yang disebut hingga akhir Juli, seharusnya mbawa sentimen positif bagi pasar.
“Isu awal 2 minggu, dengan melihat kondisi maka PPKM Darurat hanya sampe 25 atau 26 Juli, ini akan berdampak positif ke rupiah. Isu yang beredar 2 minggu, tapi kenyataan pemerintah hanya menambah sampai 25 Juli,” ujar Ibrahim dalam kesempatan yang berbeda.
Menurut data Worldometers per data Selasa, 20 Juli 2021, secara global, terdapat 191.725.149 orang telah terinfeksi sejak pertama kali ditemukan pada Desember 2019 lalu. Total kematian sebanyak 4.112.929 dan sembuh 174.580.020.
Dalam data tersebut, ada 5 negara dengan kasus total terbanyak yaitu Amerika Serikat dengan jumlah kasus Covid-19 sebanyak 35,018,60, disusul India (31.173.019), Brasil (19.391.845), Rusia (5.982.766), dan Prancis (5.871.881). (git/fin)
Sumber: