Menakar Kekuatan Lini Tengah Timnas Indonesia Jelang Lawan China

Menakar Kekuatan Lini Tengah Timnas Indonesia Jelang Lawan China--
JEKTVNEWS.COM - Jelang laga penentu melawan China pada 5 Juni mendatang di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), perhatian tertuju pada kekuatan lini tengah Timnas Indonesia. Pengalaman pahit saat kalah 0-5 dari tim yang sama pada 15 Oktober 2023 menjadi bayangan yang harus dihindari. Maka dari itu, peran lini tengah sebagai poros permainan harus benar-benar solid.
BACA JUGA:Emil Audero Kenakan Kacamata Khusus Saat TC Timnas Indonesia, Ini Fungsinya!
Sejak awal 2024, pelatih sebelumnya kerap menggunakan formasi dua gelandang dengan kombinasi dari Thom Haye, Ivar Jenner, dan Nathan Tjoe-A-On. Namun sejak kedatangan Patrick Kluivert sebagai pelatih baru pada 2025, pendekatan formasi dan strategi pun berubah.
Saat menghadapi Australia, Kluivert memilih duet Haye dan Nathan untuk mengawal lini tengah. Namun hasilnya jauh dari harapan: Indonesia takluk telak 1-5. Sebuah sinyal bahwa keseimbangan dan chemistry di lini tengah belum sepenuhnya terbangun.
Namun ada kemajuan saat Timnas menghadapi Bahrain. Kali ini, Kluivert mempercayakan duet Haye dengan pemain naturalisasi baru, Joey Pelupessy. Meski Pelupessy bermain tanpa sensasi, ia tampil solid: cerdas, efisien, dan minim kesalahan. Permainannya mungkin tak mencolok, tapi kontribusinya signifikan dalam menjaga tempo dan keseimbangan permainan.
BACA JUGA:Cedera Kambuh, Ester Nurumi Tri Wardoyo Absen dari Indonesia Open 2025
Haye dikenal sebagai 'profesor' di lapangan. Ia punya visi bermain luar biasa, akurasi umpan panjang, serta kemampuan membaca permainan yang tajam. Namun ia juga dikenal jarang bermain penuh selama 90 menit. Dalam beberapa laga, ia kerap digantikan di babak kedua, memberi kesempatan bagi nama-nama lain seperti Ivar Jenner.
Joey Pelupessy, dengan pengalaman dan gaya bermain sederhana, bisa menjadi sosok pendamping ideal bagi Haye. Keduanya pemain berusia kepala tiga yang menawarkan kedewasaan dalam mengambil keputusan, sesuatu yang krusial dalam pertandingan penting seperti melawan China.
Di balik Haye dan Pelupessy, persaingan tetap terbuka. Ivar Jenner tetap menjadi opsi kuat, terutama untuk menggantikan Haye saat tenaganya menurun. Selain itu, Patrick Kluivert juga memberi peluang kepada Ricky Kambuaya saat melawan Bahrain, dan sang pemain tampil memikat meski hanya bermain sebentar.
BACA JUGA:Cedera Kambuh, Ester Nurumi Tri Wardoyo Absen dari Indonesia Open 2025
Kambuaya, yang kini membela Dewa United, dikenal punya umpan terobosan tajam dan kelincahan saat menggiring bola. Ia bisa menjadi alternatif menarik untuk mengejutkan lini tengah lawan jika digunakan pada momen-momen krusial.
Sementara itu, Nathan Tjoe-A-On yang biasa beroperasi di sisi kiri, juga berambisi kuat untuk kembali dipercaya. Ia harus berjuang ekstra keras untuk membuktikan dirinya layak berada di jantung permainan Garuda.
Untuk pertama kalinya dalam beberapa agenda Timnas, tidak ada tambahan pemain naturalisasi baru. PSSI memutuskan menunda proses tersebut. Ini menjadi angin segar bagi Kluivert, karena ia kini bisa fokus membangun chemistry dari pemain-pemain yang sudah saling mengenal satu sama lain.
Chemistry sangat penting, terutama di lini tengah yang berperan sebagai penghubung antarlini. Gelandang tak hanya bertugas merebut bola atau mengatur serangan, tetapi juga menjaga ritme permainan agar tetap stabil.
Sumber: