Sejarah Baju Kerajaan Jawa, Refleksi Kebudayaan dan Kekuasaan
Baju kerajaan jawa-HALOIBU-
JEKTVNEWS.COM- Baju kerajaan Jawa bukanlah sekadar pakaian, melainkan simbol status sosial, kekuasaan, dan identitas budaya. Setiap detail pada pakaian, mulai dari bahan, warna, hingga motif, mengandung makna mendalam yang mencerminkan nilai-nilai dan kepercayaan masyarakat Jawa.
Masa-Masa Awal: Kesederhanaan dan Fungsi
Pada masa awal kerajaan-kerajaan di Jawa, pakaian lebih bersifat fungsional dan sederhana. Pakaian terbuat dari bahan-bahan alami seperti kapas dan kulit kayu. Motif-motif yang digunakan pun cenderung sederhana, menggambarkan alam sekitar dan kehidupan sehari-hari.
Pengaruh Hindu-Buddha: Kemewahan dan Simbolisme
BACA JUGA:Ekstrak Daun Pepaya untuk Demam Berdarah: Fakta atau Mitos?
Dengan masuknya pengaruh Hindu-Buddha, pakaian kerajaan Jawa mengalami transformasi yang signifikan. Pakaian menjadi lebih mewah dengan penggunaan bahan-bahan seperti sutra dan kain bermotif.
Motif-motif pun semakin kompleks, banyak mengadopsi unsur-unsur keagamaan dan mitologi Hindu-Buddha. Warna-warna cerah dan perhiasan emas serta perak menjadi ciri khas pakaian kerajaan pada masa ini.
Beberapa contoh pakaian kerajaan Jawa pada masa Hindu-Buddha:
Kurung: Atasan wanita yang menutupi dada hingga perut, seringkali dihiasi dengan motif bunga dan burung.
Beskap: Baju atasan pria yang ketat, melambangkan kegagahan dan kejantanan.
Jubah: Pakaian luar yang panjang dan lebar, melambangkan kekuasaan dan keagungan.
Masa Islam: Sintesis Budaya dan Sederhana Elegan
BACA JUGA:Perdebatan Sengit: Nanas Lebih Sehat Dibanding Buah Lain?
Setelah masuknya Islam, terjadi pergeseran dalam mode pakaian kerajaan Jawa. Pakaian menjadi lebih sederhana dan sopan, sesuai dengan ajaran Islam. Namun, pengaruh Hindu-Buddha tetap terlihat pada beberapa motif dan detail pakaian.
Sumber: