Tiga Pilar Budaya Jambi: Tari, Arsitekstur dan Kuliner

Tiga Pilar Budaya Jambi: Tari, Arsitekstur dan Kuliner

Tari sekapur sirih -Google-

JEKTVNEWS.COM- Budaya Jambi kaya akan warisan dan tradisi yang mencerminkan nilai-nilai lokal, keindahan seni, serta kearifan masyarakatnya.

Dalam konteks ini, Tari Sekapur Sirih, rumah adat Kajang Lako, dan makanan tradisional tempoyak ikan patin menjadi bagian penting yang tidak hanya melambangkan identitas budaya Jambi, tetapi juga menggambarkan hubungan harmonis antara manusia dan lingkungan sekitarnya.

1. Tari Sekapur Sirih

Dalam analisis mengenai Tari Sekapur Sirih, terlihat bahwa gerakan feminin yang ditampilkan oleh penari tidak hanya mencerminkan keterampilan menari, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang representasi perempuan dalam budaya Jambi. Dikutip dari sebuah artikel berjudul "Male Gaze dalam Tari Sekapur Sirih Jambi," penari perempuan berperan sebagai objek yang dilihat oleh tamu agung, menciptakan dinamika di mana mereka menjadi pusat perhatian sekaligus mengekspresikan kesopanan dan keramahan masyarakat Jambi.

Tari Sekapur Sirih Jambi memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya dari tarian tradisional lainnya. Salah satu aspek yang mencolok adalah gerakan tari ini yang menggambarkan performa perempuan saat bersolek.

Gerak yang feminin ini menimbulkan pertanyaan di benak penulis: apakah ini merupakan penggambaran dari keseharian perempuan di daerah tersebut? Melalui gerakan lembut dan anggun, tari ini tidak hanya menunjukkan keterampilan menari, tetapi juga nilai-nilai estetika yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Jambi.

Tari Sekapur Sirih dikhususkan untuk menyambut tamu agung, yang biasanya adalah laki-laki dewasa dari kalangan atas. Dalam konteks ini, penari perempuan berperan sebagai objek yang dilihat oleh para tamu, menciptakan dinamika di mana penari perempuan menjadi pusat perhatian sekaligus mencerminkan kesopanan dan keramahan masyarakat Jambi.

BACA JUGA:Khasiat Madu Sialang, Madu Lebah Raksasa Dari Hutan Sumatra

2. Rumah Adat Kajang Lako Jambi

Rumah Tuo, yang juga dikenal sebagai Kajang Lako, memiliki bentuk yang unik dengan bagian atas menyerupai perahu. Ketika kedua sudut bagian atas dibengkokkan, pola segitiga terbentuk, menciptakan tampilan yang khas.

Dikutip dari jurnal Pendidikan Sejarah "Nilai-Nilai Kearifan Lokal Rumah Adat Kajang Lako di Jambi," yang disusun oleh Ahmad Alim Wijaya dan teman-teman, rumah adat Kajang Lako dirancang berbentuk bangsal dengan dimensi 9 m x 12 m, dilengkapi dengan 30 tiang penyangga, 24 tiang utama, dan 6 tiang palamban. Bahan utama pembuatan rumah ini adalah kayu Ulin dan Medang Batu.

Kayu-kayu yang digunakan dalam konstruksi rumah adat Kajang Lako dibuat dengan teknik tradisional, seperti sambung kait, tumpuan, dan pengait dengan teknik pasak. Selain itu, rumah Kajang Lako memiliki konstruksi dan ukiran yang cukup unik. Bagian atap, atau yang biasa disebut bubungan, dibuat menyerupai perahu dengan ujung bagian atas melengkung, yang dikenal sebagai lipat kejang.

BACA JUGA:Mengenal Sejarah Dengan Mampir di Museum Siginjai Jambi

3. Makanan Tradisional Tempoyak Ikan Patin

Sumber: