Pihak UNJA Akhirnya Buka Suara Terkait Perbedaan Perlakukan Mahasiswa Ferienjob di Jerman

Pihak UNJA Akhirnya Buka Suara Terkait Perbedaan Perlakukan Mahasiswa Ferienjob di Jerman

Kabag Humas Universitas Jambi-Jektvnews-

KOTA JAMBI, JEKTVNEWS.COM - Kasus dugaan tindak pidana perdagangan orang berkedok Ferienjob Jerman yang menyeret kampus Universitas JAMBI masih bergulir. Pihak Universitas JAMBI akhirnya angkat suara terkait dengan perlakuan berbeda yang dialami Mahasiswa UNJA di Jerman.

Diberitakan sebelumnya, pada tanggal 28 Maret 2024 Rektor Universitas Jambi Prof Helmi saat berjumpa dengan Demonstrans yang menuntut pertanggung jawaban kampus terkait dugaan TPPO mengatakan, bahwa terjadi perbedaan perlakuan terhadap Mahasiswa yang menjalani Ferienjob di Jerman, ada yang menyenangkan dan juga ada yang mengalami pengalaman yang kurang menyenangkan.

BACA JUGA:Kajati Jambi Tunjuk 5 Jaksa Teliti Perkara TPPO Terkait Program Ferianjob di Jerman yang Melibatkan Mahasiswa

Namun saat coba dikonfirmasi alasannya, Rektor Universitas Jambi saat itu enggan diwawancarai. Kemudian saat di konfirmasi kembali pada 1 April 2024, Moch Farisi selaku Kepala Bagian Humas Universitas Jambi mengatakan, perbedaan perlakuan yang dilakukan oleh Perusahaan di Jerman disebabkan faktor agen yang membawa Mahasiswa.

Lebih lanjut dikatakannya, hal ini mungkin disebabkan oleh ketidakmampuan agen memanajemen ribuan Mahasiswa Ferienjob, karena Mahasiswa yang mengikuti tidak hanya berasal dari Universitas Jambi saja, melainkan dari Universitas lainnya seindonesia. Saat ditanyai apakah pihak kampus tidak mengkroscek terlebih dahulu sebelum MOU program, Farisi mengatakan saat itu tidak ada hal-hal yang janggal.

BACA JUGA:Ditreskrimum Polda Jambi Akan Periksa Pihak Unja Terkait Indikasi Tindak Pidana Perdagangan Orang di Jerman

“Pada 6 Maret kemarin audiens yang punya pengalaman negatif itu sudah menyampaikan keluh kesahnya, maka Universitas Jambi mencatat itu semua dan akan mencoba untuk melakukan pendampingan apapun yang dibutuhkan. Pendampingan hukum, pendampingan psikologi, nanti bisa disampaikan ke pihak universitas dan akan dibantu,” ujar Moch Farisi - Kabag Humas Universitas Jambi, Senin (1/4).

“Disana itu ada tiga agen, yaitu BRIS, Runtime sama Raj kalau tidak salah. Nah, di satu agen pun yang rata-rata nasibnya baik, yang enak itu di Runtaime. Tapi ada juga agen nya sama tapi mendapatkan perlakuan yang tidak layak, jadi persoalannya saya lihat ada di agen yang ada di Jerman, mungkin karena yang datang ini ribuan dari seluruh Indonesia kan ada beberapa Provinsi dan kampus, mungkin ada agen yang belum professional sehingga belum mampu mengarrange karena banyak nya orang yang harus di salurkan ke tempat-tempat kerja sehingga harus ada yang menunggu,” tambahnya.

BACA JUGA:Hilirisasi Produk Inovasi Unja, Tingkatkan Produktivitas Produksi Pupuk Organik di Desa Ibru

Ia menambahkan, pihak Universitas Jambi saat ini sedang proses membentuk tim investigasi yang nantinya akan membantu korban dari mahasiswa unja.

 

Sumber: