Alasan Kalender Islam Global Perlu Diwujudkan? Begini Penjelasannya Menurut Muhammadiyah

Alasan Kalender Islam Global Perlu Diwujudkan? Begini Penjelasannya Menurut Muhammadiyah

Kalender Islam Global -ist-

JEKTVNEWS.COM - Muhammadiyah tengah berusaha mewujudkan Kalender Hijryah Global Tunggal (KHGT). Kalender lunar Hijriah ini berlandaskan prinsip sederhana: satu hari, satu tanggal, di seluruh dunia. Konsep ini bertujuan untuk menciptakan kesatuan di antara umat Islam, menghapus perbedaan waktu dan tanggal yang sering kali membingungkan.

Hambatannya ialah KHGT belum banyak dipahami konsep, arti penting, dan keperluan terhadapnya. Meskipun KHGT memiliki tujuan luhur untuk menyatukan umat Islam di seluruh dunia, masih banyak kalangan yang belum sepenuhnya memahami konsep di baliknya.

BACA JUGA:Pembangkit Listrik Tenaga Uap Mulut Tambang di Jambi: Solusi Energi Ramah Lingkungan?

Arti penting dari keseragaman waktu dan tanggal dalam konteks global belum sepenuhnya terserap oleh semua pihak.

Kendati KHGT menetapkan kriteria yang jelas untuk menentukan awal bulan baru, masih banyak kalangan yang kuat berpegang kepada tradisi rukyat fisik. Hal ini menjadi hambatan karena Kalender Hijriah Global, seperti kalender Islam pada umumnya, membutuhkan penggunaan hisab dan tidak dapat mengandalkan metode rukyat dalam penentuan awal bulan baru.

Menurut Syamsul Awnar, perlu diakui bahwa perubahan budaya dan kebiasaan memerlukan waktu untuk diterima oleh masyarakat. Oleh karena itu, masih diperlukan upaya lebih lanjut untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang keunggulan dan kepraktisan KHGT.

Pendidikan dan sosialisasi terkait konsep ini dapat membantu mengatasi hambatan ini dan merangsang adopsi yang lebih luas.

Para ahli, termasuk ahli astronomi dan falak, serta ahli syariah dan fikih, kata Syamsul, juga masih belum banyak memahami pembuatan Kalender Islam global dan masih belum tergerak untuk mengapresiasi arti penting dan keperluan hadirnya kalender Islam global tersebut, khususnya dalam rangka penepatan jatuhnya hari ibadah tertentu.

Mereka cenderung lebih tertarik pada aspek teknis, terutama dalam menangani masalah kriteria yang memungkinkan hilal dapat dirukyat. Diskusi dan penelitian mereka lebih sering berkutat pada metode pengamatan dan perhitungan astronomi, daripada pada pemahaman konsep kalender secara menyeluruh.

BACA JUGA:Pembangkit Listrik Tenaga Uap Mulut Tambang di Jambi: Solusi Energi Ramah Lingkungan?

Tidak sedikit di antara para ahli yang melihat upaya penyatuan kalender Islam secara global sebagai pekerjaan yang tidak rasional. Dengan nada sinis, sebagian dari mereka menyatakan bahwa mencoba menyatukan kalender nasional saja masih menjadi hal yang sulit, apalagi jika berbicara tentang penyatuan kalender secara global.

Di lain pihak, ada pula yang menggunakan analogi untuk mengekspresikan skeptisisme mereka. Mereka menyatakan penyatuan kalender Islam secara global itu seperti pungguk merindukan bulan, merujuk pada sesuatu yang sulit dicapai atau bahkan tidak bermanfaat.

Kendati demikian, perlu diakui bahwa perubahan selalu memerlukan waktu dan upaya yang serius untuk diterima. Langkah-langkah pendidikan intensif dan dialog yang konstruktif antara ahli astronomi, falak, dan ahli syariah, fikih dapat membuka jalan menuju pemahaman tentang manfaat dan kebutuhan KHGT.

Sebuah Renungan

Kita melakukan penyatuan lokal dengan menerima kalender lokal, misalnya kalender dengan kriteria 4 + 6,4 atau kriteria lainnya. Jika seluruh masyarakat di Indonesia menerima kalender tersebut, maka kita dapat bersatu dalam penentuan waktu dan tanggal secara lokal.

BACA JUGA:Perbaikan Jalan Raya Padang - Painan Sumatera Barat Pasca Banjir Sudah Bisa Dilalui Kendaraan

Namun, perlu diakui bahwa kalender tersebut bersifat lokal dan hanya dapat diterapkan di Indonesia. Upaya untuk mengajak masyarakat Muslim di tempat lain untuk menerima kalender ini mungkin tidak memungkinkan karena keberlakuannya terbatas pada wilayah geografis tertentu.

Di sisi lain, kita melakukan penyatuan global dengan menerima kalender berdasarkan kriteria global, seperti kalender Turki 2016 atau kalender global lainnya. Jika kita semua di Indonesia menerima kalender ini, maka kita akan bersatu secara lokal (di Indonesia) karena kita telah memiliki satu kalender bersama.

Keuntungan lainnya adalah kita memiliki peluang untuk mengajak bangsa lain untuk mengikuti kalender yang kita terapkan di Indonesia. Kalender tersebut bersifat global dan dapat diterapkan di berbagai belahan dunia, memungkinkan keseragaman waktu dan tanggal dalam skala yang lebih luas.

BACA JUGA:5 Penyakit yang Berpotensi Menghilang Saat Menjalankan Puasa Ramadan

Dengan demikian, penyatuan global melalui penerimaan kalender berdasarkan kriteria global memberikan potensi untuk menciptakan kesatuan tidak hanya dalam skala lokal, tetapi juga dapat mempromosikan keseragaman di tingkat internasional.

Pilihan ini memberikan peluang untuk mengembangkan kerjasama dan pengakuan bersama antara komunitas Muslim di seluruh dunia, menciptakan landasan bagi pemahaman bersama tentang penanggalan dalam konteks global.

Sumber: