AJI Jambi Gelar Workshop Meliput Isu Lingkungan
AJI Jambi Gelar Workshop Meliput Isu Lingkungan--
JAMBI, JEKTVNEWS.COM - Aliansi Jurnialis Independen (AJI) JAMBI menggelar workshop meliput isu lingkungan dalam rangkaian Konferensi Kota (Konferta) ke-V AJI JAMBI yang berlangsung di Gedung Mahligai, Telanaipura, Kota JAMBI, Sabtu (2/3).
Ada tiga pembahasan pokok dalam workshop tersebut, yaitu krisis iklim, perdagangan karbon, dan pertanian keberlanjutan.
Para pemateri dalam kegiatan ini ialah Koordinator Program KKI Warsi Ade Chandra, Manajer Kajian dan Penguatan Informasi Walhi Jambi Dwi Nanto, dan Sustainable Rubber Program Setara Jambi Rachmat Fauzan.
Puluhan mahasiswa, sejumlah dosen, dan jurnalis, yang hadir dalam kegiatan itu memahami lebih dalam tentang bahayanya perubahan iklim dan bagaimana memitigasinya.
Tidak hanya itu, para peserta juga mengenal kejahatan lingkungan yang memperparah laju perubahan iklim.
“Soal krisis iklim ini sangat krusial. Dampak dari deforestasi dari lahan gambut besar-besaran, pertambangan ilegal, semua itu berdampak ke laju perubahan iklim. Lalu, permukaan air naik,” kata Ketua AJI Jambi Ahmad Riki Sufrian.
Riki mengatakan salah satu dampak perubahan iklim ialah musim dan air pasang tidak bisa diprediksi lagi. Imbasnya, para petani dan warga yang tinggal di area pesisir mengalami kesulitan.
BACA JUGA:Gubernur Jambi Al Haris: Kehadiran Baznas Berikan Warna
“Kalau dahulu air naek, itu bisa diprediksi kapan air. Bulan Desember misalnya. Sehingga para petani bisa mengetahui kapan harus menanam dan kapan harus memanen,” katanya.
Ia berharap para peserta dalam workshop ini dapat memiliki pengetahuan mendalam terkait masalah lingkungan dan perubahan iklim.
Sehingga mahasiswa dan mahasiswi bisa lebih kritis lagi serta ke depan bisa memperjuangkan kelestarian lingkungan.
“Kita berharap juga presiden yang terpilih nanti, bisa perhatian terhadap isu lingkungan. Kita pun berharap Indonesia masih menjadi paru-paru dunia,” ujar Riki.
Inklusif untuk Kaum Minoritas
Workshop yang digelar AJI Jambi ini inklusif untuk masyarakat minoritas karena melibatkan Yayasan Teman Kecil, perkumpulan kaum disabilitas di Ambung Harsa, Jelutung, Kota Jambi.
Sumber: