Tak Tahan Dengan Perlakuan, Dua ABK WNI Loncat dari Kapal Tiongkok

Tak Tahan Dengan Perlakuan, Dua ABK WNI Loncat dari Kapal Tiongkok

Dua anak buah kapal (ABK) WNI nekat terjun dari kapal penangkap ikan berbendera Tiongkok di Selat Malaka. Diduga, keduanya tak tahan dengan perlakuan yang diterima selama bekerja di kapal. Kejadian itu menambah kasus dugaan eksploitasi ABK WNI di kapal milik perusahaan Tiongkok.

Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Judha Nugraha mengonfirmasi kejadian tersebut. Pihaknya pun sudah mendapat informasi mengenai data dua ABK WNI yang nekat melompat dari kapal Tiongkok Lu Qing Yuan Yu 901 itu. ”Salah satunya berasal dari Pematang Siantar, Sumatera Utara, dan satunya lagi dari Sumbawa,” ujar dia dalam temu media secara virtual kemarin (10/6).

Judha tidak memerinci secara jelas waktu kejadiannya. Dia hanya mengungkapkan bahwa kedua ABK WNI tersebut ditemukan nelayan Indonesia pada Sabtu lalu (6/6). Setelahnya, keduanya langsung dibawa ke Polsek Tebing, Karimun, Kepulauan Riau. ”Saat ini mereka dalam kondisi sehat,” katanya.

Dia enggan berspekulasi mengenai penyebab kejadian. Termasuk soal dugaan bahwa keduanya merupakan korban tindak pidana perdagangan orang yang direkrut dengan iming-iming gaji Rp 25 juta per bulan yang nyatanya tak pernah mereka terima. Keduanya juga disebut-sebut mengalami eksploitasi selama bekerja di atas kapal.

Namun, dia menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan pendalaman terkait kasus itu. Kemenlu juga tengah bekerja sama dengan pihak berwenang untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. ”Kita masih melakukan pendalaman kasus ini lebih lanjut bekerja sama dengan pihak Kepolisian Republik Indonesia,” tutur pria berkacamata tersebut.

Kasus eksploitasi ABK WNI itu sejatinya bukan hal baru. Awal Mei 2020 kasus serupa menimpa 46 ABK WNI yang juga bekerja di kapal berbendera Tiongkok. Kemenlu pun sudah melakukan sejumlah langkah tegas, mulai memanggil duta besar Tiongkok di Jakarta, mengirim nota diplomasi, hingga bertemu langsung dengan perwakilan Kemenlu Tiongkok di Beijing. Dari seluruh upaya tersebut, Tiongkok berjanji melakukan penyelidikan lebih lanjut. ”Kami belum memperoleh update terbaru mengenai hal ini,” tandas Judha.

Sumber: