Review Buku Batik Jambi, Karya Tulis yang Mengulik Kebudayaan Lokal Daerah Jambi

Review Buku Batik Jambi, Karya Tulis yang Mengulik Kebudayaan Lokal Daerah Jambi

buku batik jambi-ist-

JEKTVNEWS.COM - Buku Batik Jambi “melintas asa” ini dilaunching langsung oleh Rumah Batik Jambi pada sebuah acara talkshow di Jakarta, pada 17 desember 2016 lalu. Rumah Batik Jambi bekerja sama dengan penulis Bagus Priyono untuk mengulas tentang Batik Jambi dan akan dijadikan kedalam sebuah buku. Tujuan ditulisnya buku ini tidak lain adalah untuk memperkenalkan Batik Jambi kepada publik dan generasi muda karena tidak banyak yang tau bahwa Provinsi Jambi memiliki karya seni dengan motif khas melayu. 

Judul buku : Batik Jambi “melintas masa”

Penulis : Bagus Priyono

Penerbit : Digital Community, Jambi, 2014

Media : Koleksi Digital

Keterangan : viii, 177 halaman; panjang 28 cm.

Pada buku ini dijelaskan secara detail mulai dari sejarah batik Jambi dengan motif yang khas. Hal yang pertama kali diulas pada buku ini adalah bagaimana awal mula munculnya batik Jambi. Dahulu saat daerah Sumatera bagian selatan masih berbentuk kerajaan melayu (1875), seorang bangsawan dari Jawa Tengah memperkenalkan tekhnik membatik kepada raja melayu. Sang raja akhirnya mencoba membuat motif sederhana berupa rangkaian bunga-bunga dan dedaunan. Teknik ini akhirnya dijadikan motif pada cara berpakaian, membuat relief bangunan dan lukisan. 

BACA JUGA:Obat Alami Berbagai Penyakit Luar Dalam, Ini 7 Manfaat Kunyit

Hingga saat ini motif Jambi berkembang semakin beragam dari masa ke masa dan menjadi batik dengan motif yang khas dari Jambi. Sayangnya pada buku ini tidak dijelaskan secara pasti makna dan filosofi dari motif batik Jambi itu sendiri. Namun, pada buku ini dijabarkan beberapa pendapat dari budayawan yang mengatakan bahwa kesederhanaan motif bunga pada batik Jambi itu dibuat sebagai representase masyarakat Jambi yang sederhana dan terbuka terhadap apapun termasuk menerima orang-orang dari luar yang ingin menetap di Jambi. Ibarat bunga yang terbuka ketika sari madunya dihisap oleh lebah.  

Selain sejarah, pada buku ini juga diperlihatkan karya-karya batik Jambi yang bersejarah dan contoh-contoh motif batik Jambi yang pada masa kini terdiri dari 5 motif pokok yaitu, motif Durian Pecah, Merak Ngeram, Kuao Berhias, Kapal Sanggat dan Tampuk Manggis. Kemudian pada buku ini juga dijelaskan bagaimana teknik-teknik membatik dalam membentuk motifnya. Namun, hanya terdapat satu tekhnik yang dijelaskan secara detail, yaitu terdapat 12 langkah dalam proses pembuatannya yaitu mulai dari pencucian kain mori, mencelup lilin/malam, menganji, menggambar pola, melepas lilin, hingga menjemur batik yang sudah jadi. 

Di akhir bab buku, terdapat kesimpulan yang menjelaskan apa yang menjadi ciri khas pada motif batik Jambi yaitu ragam hias yang sederhana, cara membuatnya tidak rumit dan kain yang tidak penuh dengan motif atau masih banyaknya ruang kosong serta warna terang yang membuat batik Jambi terlihat elegan. Pemerintah kota Jambi hingga kini masih terus mengembangkan penciptaan motif-motif baru agar batik Jambi makin disukai banyak orang dan dikenal diwilayah nusantara.

BACA JUGA:Metode Berkebun Praktis. Berikut Kelebihan dan Kekurangan Metode Hidroponik

Buku ini sangat menarik dan penting untuk dibaca karena berisi pengetahuan tentang kebudayaan nusantara yang bahkan belum banyak diketahui oleh banyak orang. Jika biasanya kerajinan kain batik kebanyakan diketahui berasal dari Jawa, maka dengan adanya buku ini orang Indonesia akan tau bahwa provinsi Jambi juga memiliki kerajinan kain batik dengan motif yang khas dari daerah Jambi. Dengan adanya buku ini, kita sebagai pembaca juga dapat melihat bagaimana ciri khas pada kerajinan batik Jambi itu sendiri. Mulai dari asal mula kain batik Jambi tercipta, perkembangan dari masa ke-masa, bentuk motif dan maknanya serta teknik dan cara pembuatannya. Dari segi bahasa, buku ini menggunakan bahasa Indonesia yang formal dan pemilihan kata yang sederhana sehingga dapat dibaca oleh berbagai kalangan usia. Beberapa gambar pada buku ini juga sudah cukup menggambarkan bagaimana tampak dan model batik Jambi tersebut.

Hanya saja, rekam jejak sejarah yang tidak diketahui sepenuhnya tidak dapat dijelaskan secara pasti pada buku ini seperti motif apa yang dibuat pertama kali, apa alasan raja Melayu pada masa tersebut membuat motif itu, dan bagaimana penggambaran kain batik Jambi pada awal mula terciptanya. Disamping itu, buku ini sudah sangat menarik dan bagus untuk dijadikan bacaan dalam mengenal salah satu kebudayaan nusantara. 

Sumber: