IHSG Melemah Akibat Sentimen Negatif di Bursa Saham Asia

Kamis 14-11-2024,19:47 WIB
Reporter : Diana Hrp
Editor : Diana Hrp

JEKTVNEWS.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali mengalami pelemahan pada perdagangan Kamis sore, terimbas oleh tren penurunan yang terjadi di sebagian besar bursa saham Asia. Pada sesi penutupan, IHSG melemah 94,10 poin atau sekitar 1,29 persen, berada di level 7.214,56. Selain itu, indeks LQ45 yang mewakili 45 saham unggulan turun sebesar 10,75 poin atau 1,21 persen ke posisi 875,70.

BACA JUGA:Prediksi Pergerakan IHSG pada 12 November Peluang Penguatan di Tengah Konsolidasi Pasar

Menurut laporan dari Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas, bursa saham di kawasan Asia menunjukkan pergerakan variatif atau mixed pada perdagangan hari ini. Kondisi ini terjadi seiring dengan ekspektasi bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), akan mulai mempertimbangkan penurunan suku bunga acuannya pada pertemuan Desember 2024. Ekspektasi ini dipicu oleh rilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS untuk periode Oktober 2024, yang mengalami kenaikan 0,2 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan ini membuat inflasi AS berada pada level 2,6 persen secara tahunan (year-on-year), sesuai dengan proyeksi para ekonom.

Namun, pelaku pasar saat ini cenderung mengambil posisi jangka panjang dengan memperhatikan kebijakan moneter yang akan diambil The Fed. Keadaan ini terjadi di tengah pemerintahan Presiden Terpilih Donald Trump, yang diperkirakan akan membawa perubahan signifikan terhadap kebijakan ekonomi, termasuk potensi peningkatan inflasi di masa mendatang.

BACA JUGA:Bagaimana E-commers Meningkatkan Daya Saing UMKM

Selain fokus pada kebijakan The Fed, ketidakpastian terkait hubungan antara Amerika Serikat dan Tiongkok turut menjadi perhatian investor. Kekhawatiran ini muncul karena kebijakan ekonomi yang diusung oleh Presiden Terpilih AS Donald Trump, yang diperkirakan akan lebih tegas terhadap Tiongkok. Sikap tegas ini termasuk kemungkinan penerapan tarif perdagangan yang lebih tinggi atau bahkan sanksi tambahan terhadap perusahaan-perusahaan Tiongkok. Ditambah lagi, adanya penunjukan beberapa tokoh yang dianggap memiliki sikap anti-Tiongkok pada posisi strategis di pemerintahan Trump, memperkuat spekulasi bahwa hubungan dagang antara kedua negara akan semakin tegang.

Di tengah kekhawatiran tersebut, beberapa bursa saham regional Asia ikut melemah, seperti indeks Nikkei di Jepang yang turun 186,00 poin atau sekitar 0,48 persen ke posisi 38.535,69. Indeks Hang Seng di Hong Kong juga melemah cukup signifikan, turun 387,63 poin atau 1,96 persen ke level 19.435,81. Di sisi lain, indeks Shanghai di Tiongkok ikut merosot 59,43 poin atau 1,73 persen ke posisi 3.379,84. Sementara itu, indeks Straits Times di Singapura justru mencatat kenaikan 17,81 poin atau 0,48 persen ke posisi 3.738,15.

BACA JUGA:IHSG Diprediksi Menguat pada 15 Oktober 2024, Simak Saham Pilihan yang Menarik untuk Diperhatikan!

IHSG dibuka dengan pergerakan negatif pada sesi perdagangan pertama dan terus berada di zona merah hingga sesi penutupan. Sepanjang hari, IHSG tidak mampu keluar dari tekanan, mengikuti tren pelemahan yang terjadi di bursa regional. Menurut data dari IDX-IC, hanya satu sektor yang mencatatkan kenaikan pada perdagangan hari ini, yaitu sektor teknologi yang berhasil naik sebesar 1,31 persen. Sementara itu, sepuluh sektor lainnya mengalami pelemahan, dengan sektor properti menjadi yang paling terdampak, turun sebesar 1,67 persen. Sektor energi dan sektor barang baku juga mengalami pelemahan, masing-masing turun sebesar 1,66 persen dan 1,40 persen.

Beberapa saham yang mencatatkan penguatan terbesar pada perdagangan hari ini antara lain NAIK, DART, DAAZ, SKRN, dan MLPT. Di sisi lain, saham yang mengalami penurunan tajam meliputi BDKR, BOAT, DEWA, MEJA, dan SURI. Pada perdagangan Kamis ini, frekuensi transaksi saham tercatat sebanyak 1.170.808 kali dengan total volume saham yang diperdagangkan mencapai 23,14 miliar lembar. Nilai transaksi pada perdagangan kali ini mencapai Rp10,92 triliun. Dari keseluruhan saham yang diperdagangkan, sebanyak 173 saham berhasil mencatatkan kenaikan harga, sementara 431 saham lainnya mengalami penurunan, dan 182 saham lainnya stagnan atau tidak mengalami perubahan harga.

BACA JUGA:IHSG Menguat di Awal Pekan, Sektor Bahan Baku dan Infrastruktur Pimpin Kenaikan

Penurunan IHSG ini menunjukkan bahwa investor masih waspada terhadap perkembangan global, khususnya terkait dengan kebijakan moneter AS serta ketegangan hubungan perdagangan antara AS dan Tiongkok. Investor tampaknya masih menunggu kejelasan lebih lanjut mengenai langkah-langkah yang akan diambil The Fed serta dampak dari kebijakan ekonomi yang akan diterapkan oleh pemerintahan Trump. Ke depan, perkembangan kebijakan The Fed dan kebijakan ekonomi AS di bawah pemerintahan baru diperkirakan akan terus menjadi faktor yang mempengaruhi pergerakan IHSG dan pasar saham global. Selain itu, potensi peningkatan inflasi di AS juga akan menjadi perhatian utama, mengingat dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi global. Investor disarankan untuk tetap berhati-hati dan mengamati perkembangan kebijakan global yang berpotensi memengaruhi pergerakan pasar di masa mendatang.

Kategori :

Terpopuler