Dinamika Pasar Modal Indonesia, Daftar Top Gainers dan Top Losers Tahun 2023

Sabtu 30-12-2023,10:40 WIB
Reporter : Diana Hrp
Editor : Diana Hrp

JEKTVNEWS.COM - Pasar modal Indonesia menutup perdagangan tahun 2023 pada Jumat, 29 Desember 2023, dengan sejumlah saham mencatatkan lonjakan harga signifikan dan beberapa saham mengalami penurunan terdalam sepanjang tahun tersebut. Pergerakan ini memberikan gambaran mengenai dinamika pasar modal yang dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi dan perusahaan yang beroperasi di dalamnya. Pada akhir tahun 2023, sejumlah saham berhasil mencatatkan lonjakan harga yang signifikan, membuatnya masuk dalam kategori "Top Gainers". Menurut data RTI Business, salah satu saham yang menonjol adalah PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI), emiten terafiliasi Grup Salim dan Aguan. Saham PANI berhasil memimpin daftar Top Gainers dengan kenaikan hingga 415,79% secara year-to-date (ytd), melonjak dari posisi awal tahun Rp950 per saham menjadi Rp4.900 per saham pada 29 Desember 2023.

BACA JUGA:OJK Dorong Pertumbuhan Pasar Modal Melalui Regulasi Perdagangan Karbon

Sementara itu, PT Ulima Nitra Tbk. (UNIQ) juga mencatatkan prestasi yang mencolok dengan kenaikan saham sebesar 266,10%, mencapai level Rp216 per saham. Diikuti oleh saham PT Sumber Global Energy Tbk. (SGER) yang naik 216,30% ke posisi Rp1.935 per saham, serta PT Darmi Bersaudara Tbk. (KAYU) yang melesat 142% ytd ke level Rp121 per saham. Dalam kategori Top Gainers, terdapat juga saham PT Map Aktif Adiperkasa Tbk. (MAPA) yang naik 112,99% ke posisi Rp820 per saham, PT MD Pictures Tbk. (FILM) milik keluarga Punjabi yang naik 107,33% ytd ke level Rp3.960 per saham, dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) yang mencatat kenaikan sebesar 104,28% ke posisi Rp5.250 per saham.

Di sisi lain, ada pula saham-saham yang menghadapi penurunan terdalam, ditempatkan dalam kategori "Top Losers" sepanjang tahun 2023. PT Personel Alih Daya Tbk. (PADA) menjadi perwakilan dari saham-saham terboncos dengan penurunan mencapai 80,31%, turun dari posisi awal tahun ke level Rp50 per saham. Disusul oleh PT Dewi Shri Farmindo Tbk. (DEWI) yang turun 71,63% ke posisi Rp59 per saham, dan PT Metro Healthcare Tbk. (CARE) yang mengalami penurunan 66,39% ke posisi Rp160 per saham.Tidak hanya itu, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) juga tercatat sebagai salah satu saham yang mengalami penurunan signifikan sebesar 66,18% ytd, dengan sahamnya mencapai level Rp69 per saham. Saham-saham lain dalam kategori Top Losers mencakup PT Wulandari Bangun Laksana Tbk. (BSBK) yang turun 65,77% ke posisi Rp51 per saham, dan PT Black Diamond Tbk. (COAL) yang mengalami penurunan 65,75% ke posisi Rp50 per saham.

BACA JUGA:Minyak Melonjak Lebih dari 2 Persen Akibat Serangan di Laut Merah dan Harapan Penurunan Suku Bunga AS

Dalam daftar Top Losers terdapat pula saham PT Gaya Abadi Sempurna Tbk. (SLIS) yang turun 64,29%, saham PT Mahaka Radio Integra Tbk. (MARI) milik menteri BUMN Erick Thohir yang turun 60,94%, serta saham NATO dan IATA Hary Tanoe yang masing-masing terpantau turun 60,59% dan 58,33%. Meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah ke level 7.272,79 pada perdagangan akhir tahun, Jumat, 29 Desember 2023, IHSG masih mencatatkan kenaikan sebesar 6,16% secara year-to-date (ytd) dari posisi awal tahun di level 6.850,98 pada 2 Januari 2023.

Pergerakan pasar modal Indonesia di tahun 2023 memberikan gambaran kompleksitas dan dinamika yang mempengaruhi saham-saham perusahaan di berbagai sektor. Investor dan pelaku pasar diharapkan untuk terus memantau perkembangan pasar demi membuat keputusan investasi yang tepat.

BACA JUGA:Rupiah Berkilau di Posisi Rp15.419 per Dolar AS, Mata Uang Asia Varian

Kategori :

Terpopuler