Pilgub Jambi Jalur Independen Minim Peminat

Pilgub Jambi Jalur Independen Minim Peminat

Kota Jambi – Pendaftaran bakal pasangan Calon Pilkada serentak (23/9/2020) di Provinsi Jambi melalui jalur perseorangan ternyata sangat sepi peminat.

Pasca resminya penutupan pendaftaran jalur perseorangan di tingkat pemilihan kepala daerah di Provinsi Jambi tadi malam. Tercatat baru 3 dari 5 wilayah Kabupaten yang akan diwarnai oleh kandidiat yang menempuh jalur terjal tersebut.

Di Kabupaten Tanjung Jabung Timur misalnya, bakal pasangan calon perseorangan Romi Haryanto dan Robby Nahliansyah telah resmi menempuh jalur perseorangan dengan kalkulasi angka 30 ribu lebih dukungan KTP.

Di Kabupaten Tanjung Jabung Barat nama Abu Bakar Jamalia dan Harnunisa saat ini menjadi satu-satu nya bakal pasangan calon yang meminati jalur tersebut dengan pergerakan dukungan Silon di angka 13 ribu lebih. Di Kabupaten Bungo terpantau di silon KPU atas nama Muhammad Hendri Nur dan Ismail Buzar. Sementara untuk Pilgub Jambi, Pilkada Batanghari, dan Pilkada Bungo belum ada peminat.

Menanggapi sepi nya peminat jalur tersebut Akademisi STISIP Nurdin Hamzah Safrial mengatakan, masyarakat lebih memandang figur tokoh ketimbang afiliasi tokoh tersebut. Selain itu adanya kekurangan alternatif figur di luar partai politik dan publik selalu di cekoki dengan figur di partai politik membuat salah satu problem nyata di kalangan publik.

“ Tokoh yang sudah menjadi panutan, tetapi sebenernya tokoh itu ada. Dan untuk hari ini kemungkinan tokoh yang di inginkan masyarakat untuk menjadi di dorong ke Pilgub dari jalur independen itu memang belum muncul. “ Ungkap Safrial Akadeimisi STISIP Nurdin Hamzah

Sementara itu dari kalangan milenial Kader Muda Nahdatul Ulama Kaspun Azir mengatakan, sepi nya peminat jalur independen tersebut merupakan suatu kerugian bagi publik. Pasal nya publik tidak bisa memilih figur lain selain yang disodorkan dari partai politik. Tidak mempunya kapabilitas soal popularitas menjadi salah satu problem.

Wakil Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama ini berpandangan justru mendapatkan perahu politik lebih susah daripada harus mengumpulkan dukungan KTP.

Sumber: