Novel Baswedan Klaim Dirinya Terbaik Di KPK, Ferdinand: Hanya Iblis Yang Memuji Dirinya!

Novel Baswedan Klaim Dirinya Terbaik Di KPK, Ferdinand: Hanya Iblis Yang Memuji Dirinya!

JAKARTA – Menurut Politikus Ferdinand Hutahaean bahwa wajar pertanyaan dalam Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait soal-soal agama.

Sebab menurut Ferdinand, dalam kehidupan bernegara menempatkan bangsa di atas segalanya.

“TWK itu soal wawasan kebangsaan yang harus menempatkan bangsa di atas segalanya. Ini bukan tes tentang keimanan atau ketuhanan, tapi menguji karakter seseorang terhadap bangsanya dan ideologi serta hukum-hukum negara yang berlaku.

“Jadi jangan menjawab tentang Tuhan jika yang ditanya sikapmu tentang bangsamu,” kata Ferdinand dikutip akun Twitter pribadinya, Kamis (3/6).

Ferdinand menjelaskan bahwa, beda antara wawasan kebangsaan dengan wawasan ketuhanan atau keagamaan.

“Ini konteksnya soal kebangsaan bukan soal agama dan soal Tuhan. Intinya harus tetap menempatkan bangsa dan negara di atas segalanya dalam konteks kebangsaan. Beda dengan konteks bicara agama dan Tuhan,” jelas dia.

Dia mengatakan, framing opini yang dibangun saat ini adalah upaya pelemahan KPK, sementara opini tersebut tak bisa dibuktikan dengan konkret.

“Misalnya menyatakan ini buktinya, saya kemarin mau menangkap si A, mau mengusut si B tapi dilarang oleh pimpinan, baru bisa dinyatakan pelemahan. Bukan hanya puji diri,” papar mantan kader Partai Demokrat ini.

Dia menilai, framing pelemahan KPK ini merugikan KPK untuk mengungkapkan sejumlah kasus. Terutama di DKI Jakarta.

“Klaim-klaim pelemahan ini justru mengorbankan KPK, bukan pegawai tak lolos. Karena citra KPK semakin buruk dibawah perhatian publik terhadap dugaan-dugaan kasus korupsi di APBD DKI Jakarta yang tak tersentuh. Ini ada apa? Menurut saya inilah bukti pelemahan KPK, karena apa? Jawabannya publik tau,” katanya.

Ferdinand melanjutkan, indikator pelemahan KPK tidak bisa dengan hanya mengklaim diri yang terbaik di KPK namun kemudian disingkirkan.

“Apakah cukup hanya mengklaim diri sebagai paling berintegritas, paling bersih, paling baik paling suci? Karena tak lolos TWK kemudian diganti apa lantas layak disebut sebagai pelemahan KPK? Sungguh hanya iblis yang mampu memuji dirinya,” tegasnya. (dal/fin/fajar).

Sumber: www.fajar.co.id

Sumber: