Politik dan Komedi Borat

Politik dan Komedi Borat

Sogokan itu seharusnya untuk Donald Trump. Tapi karena Borat di film pertama pernah "pup" di taman depan gedung milik Trump (yang di New York itu), maka tugas ini jadi tidak mungkin. Karena itu, sogokan pun dialihkan untuk Mike Pence, wakil presiden AS. Sogokan itu berupa menyerahkan Menteri Kebudayaan Kazakhstan, Johnny the Monkey, untuk menjadi milik Pence.

Ya, saking parahnya Kazakhstan di dunia Borat, menteri kebudayaannya adalah seekor monyet!

Dalam perjalanannya, Borat terpaksa harus mengganti monyet itu dengan putrinya sendiri. Sehingga, film ini pun bergeser menjadi lebih "emosional" dari sisi perjalanan "keterbukaan" manusia.

Borat masuk Amerika lewat Texas. Dia pun bersinggungan dengan orang-orang yang masuk definisi rasis, dan digambarkan jelas mereka itu pendukung Trump. Ia dan Tatur berkali-kali membenturkan diri dengan kelompok-kelompok konservatif. Bahkan menyelinap masuk acara kampanye yang menampilkan Mike Pence (Borat dandan ala Trump).

Puncaknya, Tatur menjadi jurnalis yang mewawancarai Rudy Giuliani, mantan wali kota New York yang kini jadi pengacara pribadi Trump. Wawancara ini, dan kejadian di sekitarnya, sangatlah kontroversial. Heboh di segala pemberitaan di sana. Karena Giuliani seolah bersiap melecehkan Tatur di ruang hotel tempat wawancara. Giuliani mengaku tidak tahu kalau wawancara itu tipuan untuk film Borat. Dan beberapa hari belakangan habis-habisan membela diri di media.

Film ini jelas-jelas didesain dan siap dipasarkan menjelang pemilihan presiden AS. Dan jelas-jelas anti-Trump dan "rezim" Amerika sekarang. Tapi dengan cara yang kocak, termasuk "kocak kisruh."

Kalau dipikir, enak juga ya begini. Daripada saling mengkritik dengan cara marah, lebih baik saling menyerang pakai komedi. Marah dan tertawa bisa jadi satu.

Saking parahnya rezim Trump menurut Borat, sampai-sampai acara kebudayaan besar Kazakhstan harus diubah di akhir film. Pada film pertama, acara kebudayaan terbesar adalah "Running of the Jew," di mana kaum Yahudi digambarkan sebagai orang-orang jahat (digambarkan dengan semacam ondel-ondel). Di akhir film kedua ini, acara itu ganti judul jadi "Running of the Americans." Bahwa musuh utamanya adalah orang Amerika.

Seperti teater di jalan. Di mana orang-orang berlarian dikejar semacam ondel-ondel. Kali ini, yang mengejar adalah ondel-ondelnya Trump.

Tenang, jangan khawatir, itu hanya sebagian kecil dari ending film kedua Borat. Ending utamanya jauh lebih tidak terduga. Lucunya memberi efek bengong. Ada kaitan dengan Borat harus keliling dunia sebelum masuk Amerika, dan virus Covid-19...

Warning: Bagi yang hendak menonton, siapkan diri Anda untuk tidak mudah tersinggung, tidak mudah marah. Dan kalau Anda menonton, selamat datang di era baru sinema. Langsung ke rumah Anda, tidak lagi pakai bioskop!(azrul ananda)

Sumber: