Ahli: Covid-19 Dibuat di Laboratorium Cina
WASHINGTON – Ahli virus yang melarikan diri dari Cina, Dr Li Meng Yan mengungkap, bahwa Covid-19 bisa dibuat dengan mudah dalam pengaturan laboratorium hanya dalam waktu enam bulan.
Pernyataannya tersebut, ia terbitkan melalui laporan yang isinya mengklaim bahwa Covid-19 merupakan buatan manusia di laboratorium milik Cina.
Dr Li mempublikasikan laporannya berjudul ‘Unsual Features of the SARS-CoV-2 Genome Suggesting Sophisticated Laboratory Modification Rather Than Natural Evolution anda Delineation of Its Probable Synthetic Route’ di Zenodo, platform digital akses terbuka.
Dr Li yang pernah diminta oleh atasannya di fasilitas biomedis di Hong Kong meneliti awal kemunculan Covid-19 menyatakan, bahwa karakteristik biologis virus tersebut tidak sesuai dengan virus zoonosis yang terjadi secara alami. Artinya, virus tersebut merupakan artifisial atau buatan manusia.
Di awal kemunculannya, penyebaran Covid-19 disebut berasal dari hewan ke manusia. Adapun penularan pertama terjadi di pasar hewan liar Wuhan, Provinsi Xinjiang, China pada Desember 2019.
Namun, Dr Li menganggap informasi tersebut sengaja diciptakan oleh pemerintah China untuk mendukung program virus mereka berjalan sesuai rencana.
Dia juga mengungkap, langkah pemerintah China melakukan pengawasan ketat terhadap semua penelitian terkait virus, termasuk melakukan intimidasi para ilmuwan.
“Teori asal-usul evolusi (virus) dia alam meskipun diterima secara luas, tidak memiliki dukungan substansial,” tulis Dr Li dikutip dari Newscom, Sabtu (19/9/2020).
“Teori alternatifnya bahwa virus mungkin berasal dari laboratorium penelitian. Ini disensor secara ketat pada jurnal ilmiah yang ditinjau oleh rekan sejawat.”
“Meskipun demikian, SARS-CoV-2 menunjukkan karakteristik biologis yang tidak sesuai dengan virus zoonosis yang terjadi secara alami,” lanjut tulisannya.
Sebelum melarikan diri ke Amerika Serikat, Dr Li pernah bekerja di divisi sains laboratorium kesehatan masyarakat Universitas Hong Kong.
Selama bertugas di fasilitas itu, Dr Li pernah diminta atasannya meneliti kemunculan virus mirip SARS pada Desember 2019 bersamaan dengan kasus pertama Covid-19 muncul di Wuhan.
Dia mengklaim, temuan ilmiahnya dan tim mendapat tekanan dari Pemerintah Cina. Hal itu mendorong dirinya melarikan diri ke Los Angeles pada akhir April.
Sebelumnya, pekan lalu Dr Li tampil di televisi untuk pertama kalinya dalam sebuah wawancara dengan Fox News. Saat itu, dia dengan jelas menyebut Covid-19 merupakan buatan manusia di laboratorium milik Partai Komunis Cina (CPC). Sedangkan kasus penularan pertama di Pasar Hewan Wuhan hanya sebagai tabir isu.
Sumber: