Kasus Covid-19 Dunia Tembus 27 Juta
JAKARTA – Jumlah kasus positif virus corona (Covid-19) di seluruh dunia sampai hari ini, Senin (7/9), tercatat sudah mencapai 27 juta pasien. Sementara total korban meninggal akibat pandemi hampir mencapai 890 ribu jiwa.
Seperti dikutip dari Universitas Johns Hopkins, jumlah kasus Covid-19 di seluruh dunia mencapai 27.115.056 pasien, dan 889.037 orang meninggal.
Sedangkan menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah kasus Covid-19 di seluruh dunia mencapai 26.763.217 orang, dengan 876.616 orang meninggal.
Negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di dunia masih dipegang Amerika Serikat (AS) dengan jumlah kasus dan kematian tertinggi di dunia. AS tercatat mempunyai 6.277.004 kasus dan 188.941 korban jiwa.
Disusul India di tempat kedua dengan total kasus 4.204.613 dan 71.642 kematian. Saat ini India dipandang sebagai pusat baru pandemi Covid-19. Hal itu karena tingginya lonjakan kasus baru di negara tersebut.
Pada 30 Agustus lalu, India melaporkan 78.761 kasus virus korona baru dalam sehari. Itu merupakan jumlah tertinggi yang pernah dilaporkan sebuah negara dalam kurun 24 jam.
Posisi ketiga sebagai negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di dunia ditempati Brasil. Ia memiliki 4.137.521 kasus dan 126.650 kematian.
Urutan keempat diduduki Rusia dengan 1.027.334 kasus dan 17.818 kematian. Kemudian posisi kelima diisi oleh Peru dengan 689.077 kasus dan 29.838 kematian.
Sementara itu, Kepala Program Kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Mike Ryan mengatakan, bahwa vaksinasi Covid-19 secara global kemungkinan belum akan terjadi hingga pertengahan tahun depan.
Ia menyebutkan, beberapa vaksin yang sekarang dalam uji coba fase tiga, sejauh ini tidak ada yang gagal dalam hal keamanan atau kemampuan untuk menghasilkan respons kekebalan.
Pernyataan tersebut muncul setelah Universitas Oxford, salah satu pelopor yang turut dalam penelitian vaksin virus corona, mengklaim bahwa ada kemungkinan vaksin eksperimental tersedia pada Desember 2020 jika uji coba berjalan sesuai rencana.
Salah satu peneliti yang bekerja pada proyek tersebut menyebutkan, orang-orang dalam kelompok paling berisiko bisa mendapatkannya pada musim dingin.
“Hingga vaksin terbukti aman dan efektif, pengendalian kasus sejauh ini masih bergantung pada jarak sosial, menjaga kebersihan tangan, dan menggunakan masker,” katanya.
Juru bicara WHO Margaret Harris mengatakan, bahwa pada fase itu kandidat vaksin disuntikan kepada sejumlah besar manusia. “Fase tiga ini pasti akan memakan waktu lebih lama karena kita perlu melihat seberapa protektif vaksin itu dan kita juga perlu melihat seberapa amannya,” pungkasnya. (der/fin)
Sumber: