Kisah Perang Tabuk, Ketika Matahari Membara, Iman Kaum Anshar Menerangi Jalan

Kisah Perang Tabuk, Ketika Matahari Membara, Iman Kaum Anshar Menerangi Jalan

Kisah Perang Tabuk, Ketika Matahari Membara, Iman Kaum Anshar Menerangi Jalan-ist-

JEKTVNEWS.COM - Perang Tabuk, yang terjadi pada tahun 630 M, menjadi ujian berat bagi umat Islam.  Suhu yang terik dan jarak tempuh yang jauh menuju wilayah perbatasan Bizantium membuat banyak kaum Muslim ragu untuk ikut berjihad.  Namun, di tengah keraguan itu, keteguhan iman kaum Anshar bersinar terang, menjadi penyuntik semangat bagi perjuangan Islam.

Undangan Jihad di Musim Panas yang Menyengat

Awalnya, alasan Rasulullah SAW merahasiakan tujuan perang adalah untuk mengelabui musuh.  Namun, para sahabat yang tinggal di Madinah, terutama kaum Muhajirin, mayoritas memiliki persiapan yang baik untuk berperang. 

BACA JUGA:Konflik di Gaza Merupakan Bukti Kesenjangan dari Program Aksi Wina

Berbeda halnya dengan kaum Anshar, para petani ini baru saja selesai panen dan persediaan mereka menipis.  Ditambah lagi, teriknya matahari di musim panas menjadi tantangan tersendiri.

Munculnya Rasa Ragu dan Godaan Setan

Kondisi tersebut membuat sebagian kaum Muslim, terutama yang imannya belum kokoh, mulai berpikir ulang untuk mengikuti jihad.  Setan pun ikut menggoda dengan membisikkan berbagai alasan untuk tidak ikut berperang.  Banyak yang beralasan bahwa panen baru saja selesai dan mereka perlu menjaga keluarga yang tertinggal.

Kaum Anshar: Bukti Kesetiaan dan Keteguhan Iman

BACA JUGA:Konflik di Gaza Merupakan Bukti Kesenjangan dari Program Aksi Wina

Namun, kaum Anshar yang dikenal dengan keteguhan iman mereka, justru menunjukkan semangat yang luar biasa.  Mereka berbondong-bondong mendatangi Rasulullah SAW untuk menyatakan kesediaan berjihad.  Bahkan, ketika Rasulullah SAW meminta mereka untuk berterus terang jika memang tidak bisa ikut berperang, kaum Anshar justru menjawab dengan penuh semangat dan ketulusan.

Pidato Abu Ubaidah bin Jarrah yang Menggetarkan

Dalam sebuah riwayat disebutkan, ketika itu Abu Ubaidah bin Jarrah, salah satu tokoh terkemuka kaum Anshar, menyampaikan pidato yang menguatkan semangat jihad.  Ia berkata,

"Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami dahulu adalah kaum yang gembala unta dan domba.  Allah SWT telah memuliakan kami dengan Islam dan engkau.  Oleh karena itu, ajaklah kami untuk berperang di jalan Allah SWT.  Kami akan berjalan bersamamu dengan penuh semangat, meskipun kami harus memakan daun-daunan dari pohon di sepanjang perjalanan."

BACA JUGA:MK Pertimbangkan Pemanggilan Menteri Sri Mulyani dan Tri Rismaharini dalam Sidang Sengketa Pilpres 2024

Pelajaran dari Keteguhan Iman Kaum Anshar

Kisah Perang Tabuk menjadi bukti nyata tentang pentingnya keteguhan iman dalam menghadapi ujian.  Meskipun dalam keadaan sulit, kaum Anshar memprioritaskan panggilan jihad di jalan Allah SWT.  Mereka rela meninggalkan kenyamanan hidup demi membela agama dan Rasul-Nya.

Warisan Keteguhan untuk Generasi Selanjutnya

BACA JUGA:DPRD Provinsi Jambi Gelar Rapat Paripurna Penyampaian LKPJ Gubernur Jambi Tahun Anggaran 2023

Semangat dan keteguhan iman kaum Anshar ini menjadi warisan berharga bagi umat Islam hingga saat ini.  Kisah mereka mengajarkan kita untuk selalu memprioritaskan ketaatan kepada Allah SWT, menjaga persatuan umat Islam, dan menghadapi ujian dengan keimanan yang kuat.  Dengan meneladani semangat jihad mereka, kita bisa terus berjuang menegakkan kebenaran dan kebaikan di jalan Allah SWT.

Sumber: