Rupiah Melemah Tipis Terhadap Dolar AS, Sentimen Positif Dollar Dukung Pertahankan Posisi

Rupiah Melemah Tipis Terhadap Dolar AS, Sentimen Positif Dollar Dukung Pertahankan Posisi

Rupiah Melemah Tipis Terhadap Dolar AS, Sentimen Positif Dollar Dukung Pertahankan Posisi--

JEKTVNEWS.COM - Dalam perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah terpantau bertengger di angka Rp15.715 per dolar AS pada Kamis pagi, 25 Januari 2024. Meskipun mengalami pelemahan sebesar 2 poin atau minus 0,01 persen dari posisi sebelumnya, mata uang Garuda masih berada dalam kisaran yang dapat diperkirakan. Sementara itu, mata uang di kawasan Asia bergerak dengan variasi, mencerminkan dinamika ekonomi yang beragam. Dalam sektor Asia, won Korea Selatan berhasil menguat sebesar 0,20 persen, sementara peso Filipina dan ringgit Malaysia juga menunjukkan kenaikan masing-masing sebesar 0,22 persen dan 0,01 persen. Di sisi lain, baht Thailand dan yen Jepang mengalami pelemahan sebesar 0,16 persen dan 0,11 persen, sedangkan yuan China dan dolar Hong Kong mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,02 persen dan 0,01 persen.

BACA JUGA:Efektif Cegah Stunting, Presiden Jokowi Apresiasi Pemenuhan Alat USG dan Antropometri di Setiap Puskesmas

Mata uang negara maju mayoritas terpantau melemah. Poundsterling Inggris, dolar Australia, euro Eropa, dan franc Swiss masing-masing mengalami penurunan sebesar 0,10 persen, 0,05 persen, 0,05 persen, dan 0,14 persen. Hanya dolar Kanada yang menunjukkan penguatan sebesar 0,03 persen. Ariston Tjendra, seorang pengamat pasar keuangan, memberikan prediksi terkait pergerakan rupiah terhadap dolar AS hari ini. Menurutnya, dolar AS masih mendapatkan sentimen positif dari ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS yang tidak terburu-buru. Data PMI Manufaktur AS pada Januari menjadi pendorong positif, di luar dugaan dengan kembalinya ke jalur ekspansi setelah kondisi kontraksi pada November dan Desember tahun lalu.

Sentimen positif terhadap dolar AS muncul dari antisipasi pemangkasan suku bunga acuan AS yang tidak dilakukan dengan terburu-buru. Ariston Tjendra mencatat bahwa ekspektasi ini diperkuat oleh data PMI Manufaktur AS pada Januari. Sebelumnya, pada November dan Desember tahun lalu, data ini menunjukkan kondisi manufaktur yang berkontraksi. Kembalinya ke jalur ekspansi menjadi sinyal penting dalam membangun kepercayaan terhadap perekonomian AS. Pergerakan positif won Korea Selatan sebesar 0,20 persen dan peso Filipina sebesar 0,22 persen menjadi sorotan. Kedua mata uang ini menunjukkan ketahanan terhadap gejolak ekonomi global. Kenaikan nilai won dan peso memberikan indikasi bahwa sektor ekonomi kedua negara ini memiliki fondasi yang kuat, sehingga mata uangnya mampu menguat di tengah tekanan global.

BACA JUGA:Gunakan Kapal Kecil, Bupati Muaro Jambi Bachyuni Deliansyah Saluran Bantuan Kepada Warga

Di sisi lain, baht Thailand mengalami pelemahan sebesar 0,16 persen, sementara yen Jepang juga turun sebesar 0,11 persen. Kondisi ini dapat diartikan sebagai respons terhadap dinamika ekonomi regional dan global. Baht Thailand, sebagai mata uang Asia Tenggara, mungkin terpengaruh oleh faktor-faktor seperti ekspor dan pertumbuhan ekonomi domestik. Yen Jepang, yang sering dianggap sebagai nilai "safe haven," bisa mengalami penurunan saat investor cenderung mengambil risiko lebih tinggi. Pengaruh ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS terhadap rupiah tidak dapat diabaikan. Ariston Tjendra memproyeksikan bahwa rupiah akan terus melemah terhadap dolar AS hari ini. Faktor-faktor seperti kondisi ekonomi global, kebijakan moneter AS, dan kinerja sektor manufaktur akan menjadi pendorong utama pergerakan mata uang dalam beberapa waktu ke depan.

Mayoritas mata uang negara maju terpantau melemah, mencerminkan beragamnya tantangan ekonomi yang dihadapi oleh berbagai negara. Poundsterling Inggris, dolar Australia, euro Eropa, dan franc Swiss mengalami penurunan, menciptakan tekanan tambahan pada rupiah. Namun, dolar Kanada yang menguat sebesar 0,03 persen menunjukkan dinamika yang berbeda, mungkin dipengaruhi oleh faktor-faktor domestik yang mendukung mata uangnya. Berdasarkan sentimen di atas, Ariston Tjendra memproyeksikan rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp15.700 sampai Rp15.750 per dolar AS pada hari ini. Proyeksi ini mencerminkan ketidakpastian yang masih melingkupi pasar keuangan, dan para pelaku pasar diimbau untuk memantau dengan cermat berita dan peristiwa ekonomi yang dapat mempengaruhi pergerakan mata uang.

BACA JUGA:Presiden Jokowi Saksikan Penyerahan Pesawat Super Hercules C-130 J

Sumber: