Efektif Cegah Stunting, Presiden Jokowi Apresiasi Pemenuhan Alat USG dan Antropometri di Setiap Puskesmas

Efektif Cegah Stunting, Presiden Jokowi Apresiasi Pemenuhan Alat USG dan Antropometri di Setiap Puskesmas

Presiden Jokowi Apresiasi Pemenuhan Alat USG dan Antropometri di Setiap Puskesmas-Ist -

Dari pengukuran tersebut, nantinya diketahui status gizi anak sejak dini, termasuk apakah kebutuhan gizinya telah terpenuhi sesuai kebutuhan atau belum.

Dari status gizi tersebut, selanjutnya dilakukan intervensi agar tidak menimbulkan sejumlah masalah gizi pada balita seperti weight faltering atau berat badan tidak naik sesuai standar, berat badan kurang, gizi kurang, gizi buruk, dan stunting.

BACA JUGA:Wali Kota Sungai Penuh Pantau Pembersihan Sungai dan Jalan Rusak di Kawasan Tanah Kampung

Pertama, anak-anak yang mengalami weight faltering apabila dibiarkan akan menjadi berat badan kurang (underweight) dan berlanjut menjadi gizi kurang (wasted).

Penanganan weight faltering adalah dengan merujuk balita ke puskesmas untuk ditangani oleh dokter, diberikan makanan tambahan kaya protein selama 14 hari, dan diberikan konseling oleh dokter umum.

Kedua, gizi buruk terjadi karena kurangnya asupan gizi yang mana anak tampak kurus.

Kondisi ini apabila tidak segera ditangani dapat mengganggu pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi tubuh.

BACA JUGA:Wali Kota Sungai Penuh Pantau Pembersihan Sungai dan Jalan Rusak di Kawasan Tanah Kampung

Penanganan anak dengan gizi buruk adalah dengan merujuknya ke puskesmas dan memberikan makanan tambahan kaya akan protein hewani selama 90 hari.

Namun, apabila balita memiliki indikasi penyakit berat seperti jantung bawaan maka wajib dirujuk ke rumah sakit.

Ketiga, stunting adalah kondisi gagal tumbuh yang menyebabkan berat dan tinggi anak di bawah rata-rata.

Keadaan ini diakibatkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama, yakni sejak dalam kandungan hingga 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

BACA JUGA:Panglima TNI Cek Kesiapan Pasukan Pengamanan Presiden

Penanganan anak stunting dengan merujuknya ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan dokter spesialis anak serta konseling dan pemberian PKMK (Pangan dengan Keperluan Medis Khusus) sesuai indikasi dan resep dokter anak.

Sementara itu, untuk balita dengan berat dan tinggi badan normal, tetap harus diberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal berisi protein hewani dan susu. Langkah ini bisa mencegah weight faltering sampai dengan 54%.

Sumber: