JEKTVNEWS.COM- Generasi Z, yang saat ini berusia antara 18 hingga 28 tahun, tengah menghadapi tantangan besar dalam hal kesehatan mental. Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa generasi muda ini merasa lebih tertekan dan cemas dibandingkan generasi sebelumnya.
Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh Gen Z adalah peningkatan tingkat stres dan kecemasan yang dialami.
Banyak faktor yang dapat menjelaskan mengapa kesehatan mental menjadi isu yang semakin mendalam bagi Gen Z. Salah satunya adalah tuntutan hidup yang semakin kompleks, ditambah dengan kemajuan teknologi yang membawa pengaruh signifikan terhadap kehidupan sosial dan dari emosional pribadi.
BACA JUGA:Jam Koma Fenomena Baru di Dunia Generasi Z
Gen Z tumbuh di tengah era digital, yang mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan dunia. Keberadaan media sosial yang mampu memberikan berbagai manfaat dan serba kemudahan, justru sering kali menjadi sumber stres karena perbandingan sosial yang tidak sehat.
Salah satunya adalah tekanan untuk tampil sempurna di dunia maya, hal tersebut sering kali menciptakan rasa tidak aman dan kecemasan.
Di sisi lain, situasi global yang telah terjadi yaitu pandemi COVID-19, situaasi tersebut memberikan dampak besar pada kesejahteraan mental banyak individu, termasuk Gen Z.
BACA JUGA:Tenun Warisan Budaya yang Menjaga Identitas Nusantara
Banyak hal yang terjadi masa tersebut seperti Isolasi sosial selama masa lockdown, ketidakpastian ekonomi, dan perubahan drastis dalam kehidupan sehari-hari membuat banyak orang muda merasa tertekan dan cemas akan masa depan mereka.
Semua faktor ini berkontribusi pada peningkatan angka gangguan kecemasan dan depresi di kalangan Gen Z.
Menurut survei Harmony Healthcare IT tahun 2022, 42% Gen Z didiagnosis mengalami masalah kesehatan mental. Dilansir oleh survei American Psychological Association (APA), hampir 90% Gen Z di Amerika Serikat mengalami gejala stres seperti merasa kewalahan atau cemas berlebihan.
Namun, meskipun tantangan ini besar, banyak di antara mereka juga menunjukkan kesadaran yang lebih tinggi akan pentingnya kesehatan mental. Gen Z lebih terbuka dalam membicarakan masalah mental yang mereka alami dibandingkan generasi sebelumnya, yang cenderung lebih tertutup atau menganggap kesehatan mental sebagai sesuatu yang tabu.
Meskipun demikian, kesadaran yang semakin berkembang ini juga membawa tantangan baru, yakni bagaimana mereka dapat mengakses dukungan dan perawatan yang tepat.
Peran keluarga, teman, dan komunitas menjadi sangat penting dalam memberikan dukungan yang dibutuhkan oleh generasi muda ini.
Dengan berbicara terbuka tentang stres dan kecemasan yang dialami serta mencari cara-cara untuk mengelola tekanan hidup, Gen Z dapat lebih siap untuk menghadapi masalah kesehatan mental yang mereka hadapi.