BACA JUGA:Presiden Jokowi Saksikan Penyerahan Pesawat Super Hercules C-130 J
Belajar dari pengalaman pemilu serentak tahun 2019, tidak menutup kemungkinan
permasalahan tersebut akan kembali muncul pada pemilu tahun 2024 mendatang.
Peristiwa masa lalu berpeluang besar untuk terus digaungkan oleh kelompok radikal demi kepentingan pribadi.
Begitu pula dengan kelompok yang pada dasarnya menginginkan perpecahan antara mayoritas dan minoritas di Indonesia.
Menghilangkan praktik politik identitas akan menjadi salah satu pekerjaan rumah penting Indonesia jelang pemilu 2024 mendatang.
Hal ini penting, apalagi berkaitan erat dengan persamaan hak, persatuan dan kesatuan masyarakat, serta prinsip demokrasi.
Apalagi isu SARA merupakan persoalan yang cukup sensitif untuk dijadikan alat kampanye.
BACA JUGA:Shin Tae Yong Berencana Perbaiki Strategi Usai Kekalahan dari Jepang
Untuk itu diperlukan sinergi antara media, jurnalis dan kelompok rentan maupun organisasi yang memberikan dukungan untuk kelompok marjinal, agar narasi identitas tidak dijadikan alat propaganda, serta memperkuat kapasitas media untuk melawan misinformasi dan disinformasi yang menggunakan narasi kebencian terhadap kelompok marginal selama pemilu.