JAMBI, JEKTVNEWS.COM - Objek wisata andalan masyarakat Kuala Tungkal titian orang kayo mustiko rajo alam atau yang dikenal WFC, nanti nya tempat wisata tersebut akan di kelola oleh pihak ketiga. Tak khayal ini mendapat tanggapan dari para pedagang dikawasan WFC. Bahkan sejumlah pedagang mendukung jika ini memang dianggap dapat meningkatkan pendapatan para pedagang.
Disparpora merupakan dinas yang mengatur dan mengelola objek wisata yang ada di Tanjab Barat, terkhusus di Kota Kuala Tungkal. Namun sangat disayangkan, seharusnya objek wisata WFC dapat dikelola seyogyanya dari dinas itu sendiri.
BACA JUGA:Hari Kesehatan Nasional ke 59 Tahun Dinkes Tanjab Barat Gelar Senam Sehat
Namun kali ini justru objek wisata tersebut nantinya akan dikelola pihak ketiga, berdalih ingin meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), namun ini dinilai Disparpora tak mampu mengelola objek wisata sendiri.
Meski saat ini belum terealisasi dikelola oleh pihak ketiga melalui CV, sebab saat ini masih tahapan sosialisasi tak khayal jika melewati WFC. Maka ada spanduk bertuliskan pengalihan pengelolaan objek wisata Titian Orang Kayo Mustiko Rajo Alam kepada pihak ketiga CV Bronut Tourism.
BACA JUGA:Luas Lahan Gambut Terbakar Mencapai 100 Hektare
Menanggapi hal ini sejumlah pedagang dikawasan WFC sangat mendukung, namun dengan catatan dapat meningkatkan omset para pedagang yang berjualan.
Salah satu pedagang dikawasan WFC Nurasiah mengatakan, bahwa ia baru mengetahui jika pengelolaan wisata WFC akan dikelola oleh pihak ketiga atau melalui CV Bronut Tourism. Sebab menurutnya jika saat ini pedagang yang ada dikawasan WFC mengeluh, karena sepi pembeli dirasakan oleh pedagang yang berjualan terutama pedagang aneka makanan, ujar Nurasiah pedagang makanan di WFC.
BACA JUGA:Empat Pertandingan Seru di Jadwal Piala Dunia U-17 2023 Hari Ini
Hal senada juga dikatakan Siti Hadijah, yang mana ia selaku pedagang sekitar kawasan WFC, tentunya tidak mampu berbuat banyak sebab pemerintah yang mempunyai kekuasaan. Dan pedagang hanya menumpang berjualan saja karena setiap lapak dikenakan biaya retribusi sebesar 4.000 perharinya.
Dengan demikian jika pun dikelola oleh pihak ketiga dapat tertib atau tidak terkesan semrawut, terutama terkait tempat parkir dan para pengamen kerap mengamen. Sehingga terkesan menganggu kenyamanan masyarakat, ketika sedang berkunjung duduk sambil makan karena pengamen silih berganti seakan menyerbu ketika sedang bersantai dikawasan wisata WFC, ujar Siti Hadijah Pedagang Makanan di WFC.