JEKTVNEWS.COM - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengawali perdagangan hari ini dengan proyeksi IHSG bergerak antara 6.816 hingga 7.000 poin. Para pengamat pasar modal tengah memperhatikan dengan seksama setelah IHSG akhirnya keluar dari fase stagnasi. William Hartanto, seorang pengamat pasar modal dan pendiri WH Project, mengungkapkan pandangannya terhadap pergerakan IHSG. Dia menekankan bahwa bulan September, yang sering dijuluki sebagai "September Slump," mungkin tidak akan seburuk yang diperkirakan oleh banyak orang. Menurutnya, bulan ini sebenarnya sering menjadi awal dari fase pemulihan sebelum akhir tahun.
"Dalam pandangan kami, bulan ini seharusnya menjadi waktu yang tepat untuk memanfaatkan setiap peluang buy on weakness," tulis William dalam analisisnya. Dia menggarisbawahi bahwa meskipun IHSG tidak mengalami kenaikan besar, September bisa menjadi waktu untuk mengumpulkan saham pada harga lebih rendah sebelum potensi kenaikan di akhir tahun.
Selain itu, IHSG telah mencatat bahwa perdagangan saham ARA dan ARB saat ini berjalan simetris, mengembalikannya ke level sebelum pandemi. Meskipun demikian, William tidak yakin bahwa ini akan menyebabkan peningkatan signifikan dalam nilai transaksi atau volatilitas IHSG. Pengalaman sebelumnya dengan ARB 15% tidak menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam nilai transaksi, menurutnya.
Dalam perkembangan terbaru, IHSG masih menguji level 7.000 poin, dan ini tetap menjadi fokus perhatian. Meskipun beberapa faktor mungkin mempengaruhi pasar, William merasa bahwa volatilitas tidak akan meningkat secara dramatis dalam waktu dekat. Saat ini, para investor di BEI harus tetap waspada dan siap mengambil peluang yang muncul selama bulan September. Meskipun ada ketidakpastian, peluang untuk mendapatkan saham dengan harga yang lebih rendah mungkin merupakan strategi yang bijak dalam menghadapi pergerakan IHSG yang dinamis.