Tukang Becak Bobol Rekening di Bank BCA, Ini Kronologi Kejadiannya!!
Kemudian selanjutnya, Thoha segera menelepon Setu. Mereka janjian di PGS dan berangkat bersama ke kantor cabang utama di Jalan Indrapura, Surabaya.
Sebelumnya, Thoha telah menyiapkan peci yang mirip dengan yang digunakan Muin sehari-hari agar penyamaran Setu semakin sempurna.
Pada saat Setu beraksi Thoha menunggu di luar.
Baca Juga : simpan sabu dalam toples roti pengedar narkoba di jambi ditangkap
Namun, pada saat ditanya oleh Ketua Majelis Hakim Marper Pandiangan, mengenai dirinya yang menunggu diluar dak tidak masuk ke Bank BCA tersebut,
"Saya merasa bersalah yang mulia," ujar Thoha.
"Yang benar yang mana? Merasa bersalah atau takut terekam CCTV? Keteranganmu di BAP seperti itu. Mana yang benar?" Kata Hakim.
"Iya yang mulia, merasa bersalah dan takut terekam CCTV," jawab Thoha.
Saat pegawai laki-laki di bank itu sedang Salat Jumat, Setu masuk ke kantor BCA. Ia disambut petugas keamanan lalu diarahkan mengisi slip penarikan uang, padahal ia sudah membawa slip yang sudah dibubuhi tanda tangan Muin yang telah dipalsukan oleh Thoha.
Baca Juga : makam kaisar china qin shi huang ini alasan arkeolog tidak membongkar makam kaisar china
Teller bank Maharani Istono Putri yang melayani Setu sama sekali tidak curiga. Dalam persidangan sebelumnya Maharani menyampaikan kepada majelis hakim bahwa penyamaran Setu sempurna.
Maharani bahkan telah meneliti spesimen tanda tangan di slip penarikan yang dia anggap identik dengan tanda tangan Muin.
Menurut Maharani, tukang becak itu berperawakan sangat mirip dengan Muin. Tidak hanya membawa buku tabungan dan KTP asli, Setu juga juga hafal nomor PIN.
Namun, Maharani mengakui kesalahannya tak mengkonfirmasi via telepon ke Muin, pemilik rekening yang asli. Ia beralasan bahwa Setu dianggap sebagai pemilik rekening yang mengambil uangnya sendiri di bank.
Sumber: