DISWAY: Duta YouTuber

DISWAY: Duta YouTuber

Itu 24 tahun yang lalu.

Butce pun kini jadi tokoh masyarakat Indonesia di Los Angeles. Ia jadi pengurus inti diaspora Indonesia. Yang setiap dua tahun berkongres di Jakarta.

"Mengurus ikan itu sulit," ujar Butce.

Akhirnya ia lebih fokus berdagang coral. Waktu Ibu Susi Pudjiastuti menjadi menteri perikanan dan kelautan, Butce pusing. Tidak bisa mendapatkan coral dari Indonesia. Padahal coral Indonesia dikenal sangat beragam. Laut tropis Indonesia membuat kekayaan bawah lautnya juga penuh variasi.

Kini Butce kembali lega. Coral Indonesia sudah diizinkan kembali diekspor. Tapi, kata Butce, coral yang dikirim kepadanya itu 70 persen hasil budidaya.

Para nelayan ternyata tidak hanya menangkap benur lobster.

Sekarang ini, di Amerika bisnis coral lagi baik. Itu akibat pandemi. Banyak orang hanya di rumah. Mereka menjadi punya waktu membersihkan akuarium. Lalu mempercantiknya. Dengan coral baru.

Sang ibu kini masih di Indonesia. Di Biak, Papua. Menjadi tokoh wanita di sana. Sang ibu membangun vihara. Ia pimpinan Buddha di Biak.

Sedang suaminyi, almarhum, mendirikan Gereja di Biak. Menjadi tokoh Kristen di sana.

Kakek-buyut sang ibu tiba di Sulawesi Selatan ketika masih bujang. Indonesia belum berdiri kala itu. Ia kawin dengan putri raja Marros, pinggiran kota Makassar sekarang ini.

Kakek Butce juga menjadi tokoh masyarakat Tionghoa di Makassar. Tinggalnya di Tamajene, yang sekarang disebut Lorong Dua Makassar.

Di dekat situlah terjadi pembantaian besar-besaran oleh penguasa Belanda, Westerling. Orang Sulsel mengklaim angka korbannya 40.000 orang. Itu tahun 1946. Di Jawa kemerdekaan Indonesia sudah diproklamasikan. Di Makassar, Belanda masih ngamuk. Penguasa melakukan razia. Yang dianggap pro kemerdekaan dikumpulkan dan ditembak mati. Secara masal.

Butce mewawancarai ibunya untuk peristiwa ini. Sang ibu mendapat cerita dari bapaknya. Engkong Butce. Engkong Butce itulah yang melaporkan kejadian itu ke konsul Tiongkok di Makassar. Laporan itu, katanya, ikut membuat pembantaian masal tersebut dihentikan.

Keluarga ini masih menyimpan benda-benda terkait dengan itu. Termasuk benda berupa bintang emas, penghargaan dari Sun Yat Sen –proklamator RRT. Itu karena buyut Butce pernah menggalang dana dari masyarakat Tionghoa untuk mendukung kemerdekaan RRT.

Bahkan menurut Butce, engkongnya itu pernah diminta pulang ke Tiongkok untuk diangkat menjadi gubernur di Nanjing ­kala itu disebut Nanking.

Sumber: