Penembakan 6 Laskar FPI, Komnas HAM Kantongi Bukti Kuat yang Tidak Pernah Diketahui Khalayak Ramai
JAKARTA — Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyebut telah memiliki bukti yang kuat terkait penembakan 6 laskar Front Pembela Islam (FPI). Bukti dikumpulkan dari berbagai saksi termasuk Jasa Marga.
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan pihaknya telah memiliki bukti-bukti yang cukup untuk merangkai peristiwa penembakan 6 laskar FPI. Salah satu keterangan yang semakin membuat kasus terbuka berasal dari Jasa Marga.
Menurutnya, keterangan yang diberikan oleh Direktur Utama Jasa Marga Syubakti Syukur sangat ekslusif dan tidak pernah diketahui khalayak ramai.
“Kepada pihak Jasa Marga kami terima kasih karena memang terbuka, cukup detail yang diberikan, komitmennya menurut saya hebat. Kami dikasih beberapa informasi yang mungkin di publik juga tidak beredar,” katanya, Senin (14/12).
Sayangnya, Anam enggan membeberkan secara detail infromasi yang dimaksud. Menurutnya, tugas Komnas HAM untuk merangkai peristiwa tersebut menjadi terang.
“Komnas HAM bekerja untuk memperdalam dari titik yang paling ujung ke ujung dan di luar titik. Kontribusi dari informasi yang diberikan oleh pihak Jasa Marga akan menambah terangnya peristiwa ini,” ujarnya.
Dia memastikan, Komnas HAM telah memegang bukti-bukti yang cukup untuk merangkai peristiwa tersebut. Bahkan Komnas HAM telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) sebanyak tiga atau empat kali.
Tonton juga: Ratusan Simpatisan Meminta Untuk Ditahan Menggantikan Habib Rizieq
“Kami dapatkan barang dari seluruh proses tata kelola tersebut, termasuk juga dari Jasa Marga. Informasi dan sebagainya, olah TKP tiga atau empat kali datang ke sana kami mendapatkan barang yang dilihat dan bisa dipegang,” ujarnya.
Saat dikonfirmasi, Dirut PT Jasamarga Syubakti Syukur hanya menyebut telah memberikan keterangan dan dokumen terkait peristiwa yang terjadi di Tol Jakarta-Cikampek kepada Komnas HAM.
Begitupun dengan penjelasan terkait CCTV di kawasan tersebut dikatakan banyak orang rusak.
“Kalau kemudian mengenai CCTV yang kemudian dikabarkan rusak, itu sebenarnya enggak, CCTV kita itu semuanya berfungsi,” katanya.
Syubakti menyampaikan, Tol Jakarta-Cikampek terpasang ratusan CCTV. Rekaman CCTV yang terjadi pada KM 50 bukan rusak, melainkan terdapat gangguan pengiriman data.
“Jadi CCTV kita di Jakarta-Cikampek maupun elevated di bawahnya itu ada 277 CCTV yang kemarin memang kebetulan terganggu itu bukan CCTV-nya. CCTV tetap berfungsi, tapi pengiriman data itu terganggu hanya 24 CCTV dari KM 48, 49 sampe 72,” ujarnya.
Sumber: