Disway: Mas Parno

Disway: Mas Parno

Jangankan jas. Sepatu pun ia amat jarang memakai. Selalu saja ia bersandal. Dengan baju lusuh yang tidak pernah dimasukkan celana. Bahkan saya sudah lupa tahun berapa melihatnya bersepatu. Mungkin waktu sama-sama keliling Eropa dulu. Lebih 15 tahun yang lalu.

Mas Parno juga jarang mau pidato. Semua masalah ia selesaikan dengan kerja. Dengan contoh. Dengan hubungan pribadi yang seperti keluarga dengan para direkturnya.

Mungkin itu karena Mas Parno sudah sering menjadi raja. Di berbagai negara: Amarta, Astina, Wirata...

Dan semua raja itu kok hidupnya hanya di sekitar konflik. Kalau tidak membunuh ya dibunuh. Di mana asyiknya.

Mas Parno memilih hidup seperti di padepokan Karangkedempel saja. Tempat para Punokawan hidup dengan sederhana dan apa adanya. (Dahlan Iskan)

Sumber: