Prodi Fisika Fst Unja Mengajak Masyarakat Kelola Sampah Menjadi Pupuk Ramah Lingkungan
JAMBI-Trend yang sekarang berkembang adalah masayarakat sedang gemar-gemarnya untuk berkebun d rumah. Mulai dari tanaman hias, hidroponik, atau tanaman obat. Semenjak pandemi Covid-19 ini masyarakat banyak menghabiskan waktu di rumah dan lebih banyak melakukan aktivitas berkebun. Tentu hal ini sangat positif sekali. Konon katanya, kegiaan berkebun memang dapat mengurangi rasa jenuh, stres, dan bosan jika harus di rumah saja dalam waktu yang lama. Selain berkebun, ada juga aktivitas lain yang juga menarik untuk dilakukan selama pandemi ini, yaitu mengelola sampah organik.
Sampah memang menjadi suatu hal yang tidak menyenangkan bahkan dibuang saja sembarangan oleh banyak orang. Padahal, jika seseorang itu kreatif dalam mengelola sampah ada banyak manfaat yang bisa diperoleh dari pengelolaan sampah ini. Salah satu aktivitas yang bisa dilakukan dalam mengelola sampah ini adalah mengubah sampah menjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan. Seperti yang kita tahu, di dalam sampah organik itu sesungguhnya ada banyak kandungan nutrisi baik yang dapat digunakan untuk pertumbuhan tanaman. Kadang, ada orang yang membuang sampah organik itu langsung pada tanaman karena menganggap lebih praktis. Namun perlu diketahui, membuang langsung pada tanaman apalagi tidak disertai dengan memilah sampah itu terlebih dahulu merupakan tindakan yang salah. Ada suatu metode sederhana yang bisa dilakukan untuk mengolah sampah menjadi pupuk organik ramah lingkungan, yaitu metode Takakura.
Berdasarkan Literatur, Takakura adalah salah satu metode pengomposan baik skala rumah tangga maupun skala kawasan. Metode ini tidak memerlukan lahan yang luas dan kapasitasnya cocok dengan volume sampah domestic yang dibuang oleh rumah tangga sehari-harinya. Dengan metode ini, sampah organic rumah tangga dapat dikelola dengan mudah, tidak menimbulkan bau, tidak menyita banyak waktu dalam pemrosesannya dan hasilnya lansung dimanfaatkan.
Keranjang kompos Takakura adalah hasil penelitian dari seorang ahli Mr. Koji TAKAKURA dari Jepang. Mr. Takakura melakukan penelitian di Surabaya untuk mencari sistem pengolahan sampah organik. Selama kurang lebih setahun, Mr. Takakura bekerja mengolah sampah dengan membiakkan bakteri tertentu yang ’memakan’ sampah organik tanpa menimbulkan bau dan tidak menimbulkan cairan. Dalam pelaksanaan penelitiannya, Mr. Takakura mengambil sampah rumah tangga, kemudian sampah dipilah dan dibuat beberapa percobaan untuk menemukan bakteri yang sesuai untuk pengomposan tak berbau dan kering. Jenis bakteri yang dikembang biakkan oleh Takakura inilah yang kemudian dijadikan starter kit bagi keranjang Takakura. Hasil percobaan itu, Mr. Takakura menemukan keranjang yang disebut “Takakura Home Method” yang dilingkungan masyarakat lebih dikenal dengan nama “Keranjang Takakura”.
Tim pengabdian Prodi Fisika Fakultas Sains dan teknologi Universitas Jambi, beberapa waktu lalu mengajak masyarakat RT 15 Perumahan Arza Griya Mandiri untuk mengelola sampah menggunakan metode Takakura. Masayarakat sangat antusias dengan kegiatan ini karena nantinya mereka bisa menggunakan pupuk kompos itu pada tanaman mereka tanpa harus membelinya. Masyarakat juga dapat menangkap dengan baik proses takakura yang kami sosialisasikan. Selain itu, tim juga memberikan beberapa alteratif kepada masyarakat dalam proses pembuatan keranjang takakuranya. Mereka bisa menggunakan barang bekas yang mereka miliki di rumah atau mereka juga bisa menggunakan peralatan yang ideal. Jika masayarakat lain ingin juga membuat keranjang takakura, bisa mencermati susunan isi keranjang takakura pada Gambar 2.
Sumber: