Robby Sumampauw

Robby Sumampauw

Robby memang lahir di Solo tahun 1944. Tahun monyet. Saat itu ada pengusaha Solo lain yang juga bernama Robby. Yakni Robby Tjahjadi –pemilik pabrik tekstil yang sangat besar di Ungaran, dekat Semarang. Sama-sama asal Solo, sama-sama sukses, sama-sama Tionghoa, sama-sama punya nama depan Robby. Sejak itu nama panggilan kethek diberikan kepada Robby yang Sumampow.

Tapi bagaimana orang Solo punya nama belakang Sumampow?
Nama lahirnya adalah: Ie Kian Tiong. Waktu kecil Kian Tiong diambil anak angkat oleh seorang polisi asal Manado. Nama belakang polisi itu Sumampow. Ia tinggal di Solo.

Tugasnya di kepolisian Solo. Dapat istri pun orang Solo. Anak polisi Sumampow itu satu permainan dengan Kian Tiong. Bukan lagi teman sepermainan tapi sudah seperti saudara.

Maka Kian Tiong dianggap sebagai anak Sumampow sendiri. Ketika orang Tionghoa Indonesia harus punya nama Indonesia, dipilihlah nama Robby Sumampow.

Adik bungsu Robby pun (dari 9 bersaudara) menggunakan nama yang sama: Hendro Sumampow.

“Putra Pak Sumampow itu sekarang bersama kami di perusahaan kami,” ujar Hendro Sumampow yang menceritakan asal usul nama Manado itu.

Waktu membuka pertandingan itu saya bertanya pada manajer di situ: apakah Pak Robby masih sering ke sini?

Saya tidak menduga bahwa pertanyaan itu salah waktu. Detik itu Robby Sumampow lagi kritis di ICU di RS Singapura. Lalu meninggal dunia keesokan harinya. Jenazahnya dimakamkan di Solo pagi ini.

Di Surabaya, Robby dikenal luas memiliki lahan sekitar 200 hektare. Lahan itu dibelah jalan tol. Sisi barat jalan tol itulah yang dijadikan lapangan golf. Dan perumahan mewah. Dan mal. Dan apartemen.Yang sisi timur tol masih berupa lahan kosong yang luas.

Robby memang punya banyak properti. Di Jakarta. Di Bandung. Jogja. Surabaya. Dan tentu juga di Solo.

Nama Robby mulai nge-top saat Indonesia mengambil alih Timor Timur. Waktu itu Benny Moerdani mencari pengusaha yang mau berjuang bersama tentara di Timor Timur.

Yakni agar ada pengusaha yang mau mengirim barang kebutuhan rakyat Timtim. Mulai bahan makan, sandang, sampai kendaraan seperti sepeda. Agar rakyat Timtim bisa hidup lebih baik setelah menjadi warga negara Indonesia.

Persoalannya: kapal pengangkut barang ke Timtim itu pulangnya akan kosong. Itu menjadi mahal. Maka Robby Sumampow diberi hak monopoli kopi hasil bumi Timtim.

Untuk mengisi kapal yang kosong menuju Surabaya.

Timtim membuat Robby akrab dengan Jenderal Benny Moerdani. Apalagi saat itu uang operasi untuk militer tidak bisa dipenuhi seluruhnya oleh APBN.

Sumber: