Disway: Pusing Motif Alfin Andrian Tusuk Ulama

Disway: Pusing Motif Alfin Andrian Tusuk Ulama

Ia sendiri memberi contoh berbudi pekerti yang mulia. Ia tidak mau peristiwa penusukannya dibawa ke ranah politik. Ia sudah memaafkan Adrian –saat itu juga, di panggung itu juga. Bahkan ia melarang pengunjung acara di Lampung itu yang akan menghajar Adrian. Ketika ada orang yang memegang kaki Adrian untuk diseret, Syekh Jaber melarangnya.

"Ia manusia, bukan binatang, jangan diseret," ujarnya seperti di podcast-nya Deddy Corbuzier yang diputar jutaan orang itu.

Polisi benar-benar akan tersudutkan oleh pertanyaan satu ini: apa motif Adrian melakukan itu. Dengan pisau dapur itu. Yang pangkal pisaunya sampai patah dari pegangan pisaunya.

Adrian memang pemuda luntang-lantung. Ia pernah diajak ke Mejusi oleh pamannya. Agar menjadi pekerja di tempat isi ulang air minum milik pamannya. Tapi ia tidak kerasan. Ia pulang ke kakeknya lagi.

Pada 2016, Adrian pernah mau bunuh diri. Dengan cara menyayat saluran darah di lengannyi. Tapi bisa diselamatkan. Adrian tidak pernah dibawa ke rumah sakit jiwa karena tidak ada uang untuk itu. Ia hanya diobati secara tradisional.

Saya ingin mengecek peristiwa ini ke mantan anak buah saya di Lampung: Adriansyah SH MH. Dulu ia pemred Radar Lampung. Lalu saya angkat menjadi dirut perusahaan itu.

Ternyata Adriansyah kini menjadi pengacara anak itu atas penunjukan dari keluarga Adrian.

Adriansyah akan membela Adrian.

"Karena masalah ini sudah melebar ke mana-mana sebaiknya dibentuk tim pencari fakta," ujar Adriansyah.

Ia sendiri adalah anggota Dewan Pembina Forum Ulama Islam Bersatu Lampung. Waktu jadi dirut pun celananya selalu di atas mata kaki. Dan dua titik hitam di jidatnya semakin hitam.

Sikap sejuk Syekh Ali Jaber sangat menenangkan keadaan. Tapi semua perbuatan pidana harus terungkap motifnya.(Dahlan Iskan)

Sumber: