Disway: Pusing Motif Alfin Andrian Tusuk Ulama

Disway: Pusing Motif Alfin Andrian Tusuk Ulama

Ulama itu menetap di Jakarta sejak sekitar 12 tahun lalu. Yang mendatangkannya adalah pengurus masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta.

Waktu itu jamaah masjid Sunda Kelapa menginginkan didatangkannya imam salat tarawih yang asli dari Makkah atau Madinah. Mereka ingin ibadah mereka selama bulan puasa bisa lebih istimewa.

Masjid Sunda Kelapa adalah masjid di lingkungan elite Menteng. Masjid ini menjadi besar di zaman Ali Sadikin menjadi gubernur Jakarta, diresmikan pada 1973.

Maka dicarilah hubungan ke Makkah dan Madinah. Tidak sulit bagi pengurus Sunda Kelapa untuk mendapatkannya. Ketuanya saja, waktu itu, Akhsa Mahmud, adik ipar Pak JK yang juga pernah menjabat wakil ketua MPR.

Maka ditemukanlah di Madinah seorang imam masjid yang hafal Alquran, asli Arab, tapi istrinya Indonesia: Syekh Ali Jaber.

Jadilah bulan Ramadan 12 tahun yang lalu itu sebagai Ramadan yang bersuasana baru di Masjid Sunda Kelapa. Tiap malam imam salat tarawihnya seorang yang hafal Alquran dari Madinah.

Syekh Ali Jaber tinggal di masjid itu. Ada ruang-ruang VIP di lantai atas. Yang bisa dipakai tempat tinggal imam, ruang transit tamu VIP, ruang rapat, dan perpustakaan.

"Setelah Ramadan berlalu beliau kita minta menjadi imam salat Jumat dan salat subuh," ujar Ismed Hasan Putro, sekretaris masjid Sunda Kelapa tadi malam.

Ismet adalah teman lama saya sejak di media hingga di BUMN. Kini Ismet menjadi ketua umum Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia.

"Sejak itu kita persyaratkan imam salat di Sunda Kelapa harus hafal Alquran," ujar Ismet. Saat ini ada 7 imam salat di situ. Semuanya sudah mampu mengendarai mobil –karena pihak masjid memfasilitasi mereka.

Kini Syekh Ali Jaber tidak lagi menjadi imam di Sunda Kelapa. Tapi ia sangat kerasan di Indonesia. Ia pun memilih menjadi warga negara Indonesia –di zaman Pak SBY-JK jadi pasangan presiden dan wakil presiden.

Pun adik Syekh Ali Jaber, yang juga imam dan hafal Alquran, ikut pindah ke Indonesia. Ikut jadi WNI.

Kini polisi mengalami kesulitan yang amat sulit. Bukan lagi soal gila atau tidak gila.

Kalau Adrian disebut gila, polisi menghadapi opini yang begitu dahsyat. Tapi kalau menyebutnya tidak gila polisi harus menemukan motifnya. Polisi bisa bingung apa motif Adrian sampai menusuk Syekh Jaber –saat ulama itu lagi di atas panggung.

Ulama ini sama sekali bukan ulama ekstrem. Bukan ulama politik. Bukan anti siapa-siapa dan pro siapa-siapa. Ceramahnya selalu tentang akhlak –budi pekerti. Budi pekerti, menurut ia, adalah inti orang beragama. Dan Nabi Muhamad diutus Tuhan ke dunia untuk memperbaiki budi pekerti manusia.

Sumber: